Friday, August 14, 2009

Hujan

Hujan

Hujan Asam
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta [[nitrogen]] di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Hujan Buatan
Hujan Buatan merupakan hujan yang terjadi dengan cara “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan sebagai “sumber air” pembuat hujan. Sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan. Nama yang digunakan sebagai upaya “membuat hujan” adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). ..

Rada

Radar

Pernahkah kalian berfikir bagaimana caranya orang bisa mengetahui kedalaman suatu laut mencapai 3000 km? berapa tabung oksigen yang harus disediakan agar bisa kembali ke permukaan dengan selamat dan menghirup udara segar?
Pernahkah kalian berfikir seorang militer bisa mendeteksi keberadaan pesawat musuh beberapa kilometer dihadapannya?
Dan satu pertanyaan lagi deh……
Kenapa seorang polisi lalu lintas mampu mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor dan akhirnya bisa memberikan kartu kuning, eh.. kayak mo ngelamar kerja aja! Kartu tilang karena melebihi kecepatan minimal. Did U Know?(untuk yang ini tunggu analisisnya)

Lalu apa ya……..h? yap itulah manfaat dari gelombang radar. Jadi ga perlu meteran yang panjang buangeeeeeeeeeeget kan!
Radar (Radio Detection And Ranging, yang berarti deteksi dan pen-jarak-an radio) adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat peta benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).
Gelombang radio kuat dikirim dengan kecepatan (v) tertentu dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya (jaraknya – s -) dan kadang-kadang ditentukan jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat.

Gelombang radio radar dapat diproduksi dengan kekuatan yang diinginkan, dan mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi( diperkuat ) beberapa kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau cahaya.
Adapun Penggunaan radar sangat luas, alat ini bisa digunakan mengukur kedalaman laut, pengaturan lalu lintas udara, deteksi kecepatan oleh polisi, di bidang meteorologi dan terutama oleh militer. ..

Tuesday, August 11, 2009

Soal Fisika

1. EBTANAS 1990

Energi yang tersimpan pada kumparan yang dialiri arus 5A dan induktansi dari kumparan tersebut 6 Henry adalah….

a. 15 joule.

b. 30 joule.

c. 75 joule.

d. 90 joule.

e. 100 joule.

2. EBTANAS 1990

Perhatikan gambar di berikut ini!



RS digerakkan dengan kecepatan 2m/s memotong medan magnet B=2 tesla. Panjang RS = 40 cm dan hambatan loop (PQRS) 1,6 ohm. Bila arah v diberi tanda positif dan sebaliknya negatif, maka gaya Lorentz pada penghantar RS adalah…

a. 0,8 N

b. 8 N

c. –0,8 N

d. –8 N

e. –80 N

3. EBTANAS 1990

Sebuah lampu mula-mula menyala dalam rangkaian tertutup. Kemudian arus diputuskan melalui sakelar, tetapi lampu masih tetap menyala beberapa saat. Hal ini terjadi karena timbulnya arus induksi yang disebabkan oleh adanya…

a. arus yang tertinggal.

b. perubahan fluks magnetik pada kumparan.

c. perubahan fluks magnetik pada elemen.

d. perubahan fluks magnetik pada lampu.

e. perubahan medan magnet pada elemen.

4. EBTANAS 1990

Sebuah transformator dengan tegangan primer 220 volt, tegangan sekunder 22 volt dan arus primer 0,1 ampere. Jika efisiensi transformator tersebut sebesar 60%, arus sekundernya….

a. 0,06 ampere.

b. 0,12 ampere.

c. 0,44 ampere.

d. 0,6 ampere.

e. 1,2 ampere.

5. EBTANAS 1990

Sebuah kumparan berbentuk empat persegi panjang berada dalam pengaruh medan magnet yang kuatnya (B), kumparan diputar dengan frekuensi (f) pada kumparan timbul GGL (E). Bila kuat medan magnetnya diubah menjadi ½B dan frekuensi perputaran kumparan dijadikan 2f, maka GGL yang timbul dalam kumparan menjadi….

a. ¼ E

b. ½ E

c. 1 E

d. 1½ E

e. 2 E

6. EBTANAS 1990

Jika efisiensi suatu transformator 80%, dengan daya input 100 watt, maka daya outputnya sebesar….

a. 20 watt.

b. 60 watt.

c. 80 watt.

d. 90 watt

e. 100 watt

7. EBTANAS 1990

Terjadinya arus pusar (arus Eddy) pada suatu penghantar yang menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya terdapat pada alat-alat….

a. tungku induksi dan transformator.

b. rem magnetik dan tungku magnetik.

c. setrika listrik dan transformator.

d. kipas angin dan tungku induksi.

e. kipas angin dan rem magnetik.

8. UMPTN 1989

Efisiensi sebuah transformator adalah 60%. Hal ini berarti….

a. kuat arus pada kumparan primer berbanding kuat arus pada kumparan sekunder 5:3.

b. tegangan pada kumparan primer berbanding tegangan pada kumparan sekunder 3:5.

c. jumlah lilitan kumparan primer berbanding jumlah lilitan pada kumparan sekunder 3:5.

d. daya pada kumparan primer berbanding daya pada kumparan sekunder 5:3.

e. hambatan pada kumparan primer berbanding hambatan pada kumparan sekunder 3:5.

9. UMPTN 1989

Sebuah transformator mengubah tegangan dari 250 volt. Efisiensi transformator 90%, kumparan sekunder dihubungkan dengan lemari pendingin 75 watt, 100 volt. Kuat arus pada kumparan primer ialah ….

a. 0,250 A

b. 0,333 A

c. 1,680 A

d. 1,875 A

e. 3,000 A











10. EBTANAS 1989

Kawat PQ panjangnya 0,5 m, digerakkan dengan kecepatan v = 4m/s, ke kanan. Jika hambatan kawat PQ = 0,2 ohm dan medan magnet dengan B = 0,5 Wb/m2, masuk bidang gambarm, maka kuat arus pada kawat, besar dan arahnya berturut-turut….

a. clip_image0010,8 ampere, arah PQ. P

b. 0,8 ampere, arah QP.

c. 5 ampere, arah PQ.

d. 5 ampere, arah QP.

e. 8 ampere, arah PQ. Q



11. PDSN 1989

Sebuah kumparan mempunyai induktansi 5 milihenry dan mengalami perubahan kuat arus 10 A dalam waktu 0,1 detik. Besar GGL induksi yang timbul pada kumparan adalah….

a. 0,1 volt

b. 0,2 volt

c. 0,5 volt

d. 5 volt

e. 10 volt

12. PDSN 1989

Alat yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnet yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah….

a. setrika listrik dengan elektromotor.

b. transformator dan bel listrik.

c. baterai dan setrika listrik.

d. baterai dan kipas angin.

e. transformator dan baterai.

13. PDSN 1989

Perumuan dari hukum Faraday adalah….

a. Eind = B.l.sin q

b. Eind = –N. dq/dt

c. F = B.i.l. sin q

d. F = B.q.v. sin a

e. e = B.i.N.A. cos a

14. EBTANAS 1988

Sebuah transformator digunakan untuk menaikkan tegangan listrik dari 80 volt menjadi 110 volt. Jumlah lilitan primernya 440 lilitan. Jumlah lilitan sekundernya adalah ….

a. 320 lilitan.

b. 330 lilitan.

c. 550 lilitan.

d. 555 lilitan.

e. 605 lilitan.





15. EBTANAS 1988

Sebuah transformator mempunyai lilitan pertama dan kedua masing-masing 1000 dan 100 lilitan. Efisiensinya 60%. Lilitan pertama dipasang pada tegangan efektif 100 volt ternyata kuat arusnya 0,5 A, maka ….

1. tegangan kedua (sekunder) = 10 volt.

2. daya masuk = 30 watt.

3. arus pada lilitan kedua = 3 A.

4. daya keluar = 50 watt.



16. SIPENMARU 1987

Bila induksi magnetik = 0,2 T dan kawat PQ digeser ke kanan seperti pada gambar, maka ….

a. GGL induksi yang timbul 2,5 V arah arus listrik pada P ke Q.

b. arah arus induksi yang timbul dengan arah PQ dan GGL induksi 20 V.

c. GGL induksi yang timbul 0,2 V dan arah arus listrik Q ke P.

d. GGL induksi = 0,2 V arah arus listrik dari P ke Q.

e. arah arus listrik yang timbul dari Q ke P, GGL induksi 2,5 V.

17. EBTANAS 1987

Jika kawat PQ yang panjangnya 10 cm dapat bergerak bebas, digerakkan ke kanan dengan kecepatan 10 m/s dalam medan magnet 1 Wb/m2, maka ….

a. GGL induksi pada PQ = 1 V, arah arus dari P ke Q.

b. GGL induksi pada PQ = 1 V, arah arus dari Q ke P.

c. GGL induksi pada PQ = 10 V, arah arus dari Q ke P.

d. GGL induksi pada PQ = 10 V, arah arus dari P ke Q.

e. GGL induksi pada PQ = 100 V, arah arus dari Q ke P.

18. EBTANAS 1987

Kita ingin mengubah tegangan AC 220 volt menjadi 110 volt dengan suatu transformator. Tegangan 220 volt dihubungkan dengan kumparan primer yang mempunyai 1000 lilitan. Kumparan sekundernya harus mempunyai ….

a. 500 lilitan.

b. 750 lilitan.

c. 1000 lilitan.

d. 1500 lilitan.

e. 2000 lilitan.



19. SIPENMARU 1986

Ada sebuah kumparan dan sepotong besi, maka ….

1. kumparan yang melilit besi tersebut dialiri arus, besi akan menjadi elektromagnet.

2. sepotong magnet diam dalam kumparan, maka kumparan menjadi berarus.

3. sepotong magnet digerakkan mendekati kumparan, maka kumparan menjadi berarus.

4. sebuah kumparan digerakkan mendekati magnet, maka kumparan tidak berarus.



20. EBTANAS 1988

Kumparan kawat yang diputar dalam medan magnet akan membangkitkan gaya gerak listrik

sebab

kumparan kawat mempunyai induktansi diri.



Kerjakan sesuai dengan petunjuk B!

21. SIPENMARU 1985

Banyaknya garis gaya per satuan luas tegaklurus pada medan listrik menggambarkan besarnya….

1. muatan listrik.

2. rapat muatan listrik.

3. potensial listrik.

4. kuat medan listrik.

22. SIPENMARU 1985

Induksi magnetik di sebuah titik yang berada di tengah sumbu solenoida yang berarus listrik adalah ….

1. berbanding lurus dengan jumlah lilitan.

2. berbanding lurus dengan besar kuat arus.

3. berbanding lurus dengan besarnya permeabilitas zat dalam solenoida.

4. berbanding terbalik dengan panjang solenoida.



23. PP 1983

Sebuah kumparan (solenoida) mempunyai induktansi 500 mH. Besar GGL induksi diri yang dibangkitkan dalam kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 100 mA menjadi 40 mA dalam waktu 0,01 detik secara beraturan sama dengan ….

a. 3 mV.

b. 300 mV.

c. 3 V.

d. 30 mV.

e. 300 mV.



24. PP 1983

Besar GGL maksimum pada generator arus bolak-balik berbanding lurus dengan….

1. jumlah lilitan kumparan rotor.

2. besar medan magnet.

3. kecepatan sudut putaran rotor.

4. diameter kawat kumparan.



25. PP 1982

Kawat berarus listrik yang sejajar dengan medan magnet tidak mengalami gaya Lorentz

sebab

gaya Lorentz hanya dialami oleh kawat berarus listrik yang tegak lurus medan magnet.



26. PP 1980

Sebuah elektron dalam suatu medan listrik akan mengalami gaya jika elektron itu….

1. bergerak dalam arah tegak lurus terhadap medan listrik.

2. bergerak sejajar dengan arah medan listrik.

3. bergerak dengan arah sembarang.

4. tidak bergerak.

27. SKALU 1978

Medan magnet dapat ditimbulkan oleh….

1. muatan listrik yang bergerak.

2. konduktor yang dilalui arus searah.

3. konduktor yang dilalui bolak-balik.

4. muatan listrik yang tidak bergerak.



28. SKALU 1978

Setiap kawat berarus listrik yang berada di dalam suatu medan magnet selalu mendapat gaya

sebab

gaya pada muatan listrik yang bergerak di dalam medan magnet ditentukan antara lain oleh sudut antara gerak muatan itu dengan arah medan.



29. SKALU 1977

Rangkaian kawat PQRS terletak dalam medan magnet homogen yang kuat medannya 0,5 Wb/m2 dan arahnya masuk bidang kertas (lihat gambar). Bila kawat AB digeser ke kanan dengan kecepatan 4 m/s, gaya gerak listrik yang terjadi adalah…

a. 1 volt dengan arah dari A ke B.

b. 1 volt dengan arah dari B ke A.

c. 4 volt dengan arah dari A ke B.

d. 4 volt dengan arah dari B ke A.

e. 10 volt dengan arah dari A ke B.



30. SKALU 1977

Sebuah zarah bermuatan listrik yang bergerak dalam arah yang sejajar dengan arah medan listrik serba sama akan mempunyai lintasan yang membelok

sebab

menurut Lorentz semua muatan yang bergerak dalam medan magnet selalu dibelokkan.

Spektrum elektromagnetik

Spektrum elektromagnetik
Author: ikiru | Posted at: 12:03 AM | Filed Under: Gelombang Elektromagnetik |
Spektrum elektromagnetik adalah rentang atau urutan radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik ini dapat kita fahami dengan menunjukan panjang gelombang, frekuensi, atau energi per foton.

* Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz

elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang.

Berkas:EM Spectrum Properties id.svg

Ringkasan Materi GEM (14-25)

Ringkasan Materi GEM (14-25)
Author: ikiru | Posted at: 12:03 AM | Filed Under: Gelombang Elektromagnetik |
Setelah kemarin ringkasan sebelumnya di tuliskan dari urutan 1-13 dari bukunya pa Drs. Sutrisno M.Pd. sekarang saya akan berikan sisa ringkasan dari materi GEM


Okeh Inilah Dia


14
Gelombang TV berfrekuensi antara 108 Hz sampai 109 Hz dalam sistem komunikasi TV berfungsi sebagai pembawa sinyal Gambar

15
Gelombang RADAR (Singkatan dari Radio Detection And Ranging) berfrekuensi antara
105 Hz sampai 1011‘Hz. Gelombang radar untuk mengukur jarak benda ke tempat dimana
sumber gelombang berada dengan cara mengukur selang waktu antara pemancaran gelombang sampai gelombang itu kembali ke sumbemya karena dipantulkan oleh
benda yang akan ditentukan jaraknya.

16
Gelombang inframerah berfrekuensi antara 1011 Hz sampai 1014 Hz.

17
Gelombang cahaya (cahaya tampak), berfrekuensi antara 1014 Hz sanlpai i015 Hz. Gelombang ini dapat dilihat dengan mata dan gelombang inilah yang membantu mata kita melihat benda-benda di sekitar kita

18
Gelombang ultra ungu berfrekuensi antara 1015 Hz sampai 1016 Hz

19
Sinar X brfrekuensi antara 1016Hz sampai 1020 Hz

20
Sinar gamma berfrekuensi antàra 1020 Hz sampai 1025Hz

21
Sinar kosmis berfrekuensi lebih dari 1025 Hz3

22
Rapat energi adalah energi pada tiap satu satuan volume.

23
Energi yang dirambatkan gelombang elektromagnetik, adalah energi gelombang elektromagnetik pada tiap satu satuan luas permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang elektromagnetik.

24
Energi gelombang elektromagnetik berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo medan listrik atau medanmagnetnya. Cahaya tampak merupakan bagian dari spektrum gelombang
e1ektromagnetik. Cahaya inilah yang membantu mata kita melihat benda-benda yang ada di sekitarkita.

25
Cahaya tampak memiliki komponen-komponen spektrum warna merah, jingga, kuning, hija, biru, nila dan ungu. Karena memiliki komponen-komponen spektrurn warna itulah maka cahaya tampak juga sering disebut sebagai cahaya polikromatik, sedagkan setiap komponen warna yang dimiliki yaitu disebut sebagai cahaya monokromatik.

Ringkasan Materi GEM (1-13)

Ringkasan Materi GEM (1-13)
Author: ikiru | Posted at: 12:13 AM | Filed Under: Gelombang Elektromagnetik |

1. Menurut Coulomb, Muatan listrik Menimbulkan medan Listrik
2. Menurut Oersted, muatan listrik yang bergerak dan arus listrik menimbulkan medan magnet.
3. Menurut Lenz dan Faraday, perubahan medan magnet menimbulkan gaya gerak listrik induksi atau berarti menimbulkan medan listrik.
4. Menurut Maxwell, perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet.
5. Gelombang elektromagnetik adalah rambatan transversal medan listrik dan medan magnet yang besarnya sebanding dan arahnya saling tegak lurus.
6.
Rambatan gelombang Elektromagnetik tidak memerlukan medium rambat
7.
Gelombang elektromagnetik merambat di udara atau ruang hampa dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya di udara atau ruang hampa.
8.
Cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam suatu medium tergantung kepada permëabilitas magnetik dan permitivitas listrik medium itu.
9.
Menurut hasil percobaan Heihrich Rudolph Hertz(l857-1894), gelombang elektromagnetik dapat mengalami penstiwa pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi) dan pelenturan (difraksi), seperti yang dialami cahaya.
10.
Spektrum Gelombang Elektromagnetik adalah bermacam-macarn gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
11.
Setiap jenis gelombang elektromagnetik itu memiliki sifat dan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap benda-benda atau bahan-bahan yang berinteraksi dengannya.
12.
Sebagian penemuan gelombang elektromagnetik adalah melalui pengamatan tak langsung, yaitu dengan mengamati pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik terhadap bahan atau alat tertentu yang dapat mengubah energi gelombang elektrornagnetik menjadi bentuk energi yang lain misalnya energi mekanik, energi listrik, nergi panas dan lain-lain.
13.
Gelombang radio, berfrekuensi antara 104 Hz sampai 107 Hz. Gelombang ini berfungsi penting dalam sistem komunikasi radio sebagai pembawa sinyal suara dengan cara “Amplitudo Modulasi” (AM) atau “Frekuensi Modulasi” (FM). Dengan frekuensi yang tidak terlalu tinggi, gelombang ini dapat dipantulkan oleh lapisan atmosfer sehingga dapat mencapi tempat yang cukup jauh di bumi.
14. Bersambung......

pemuaian zat

Suhu Dan Kalor (Bag.4) Pemuaian Zat.
Author: ikiru | Posted at: 5:25 PM | Filed Under: SUHU DAN KALOR |

* Pemuaian panjang.

Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan sebesar Δ t, maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar Δ L yang dapat dirumuskan sebagai berikut :



α = Koefisien muai panjang = koefisien muai linier
didefinisikan sebagai : Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C.

Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya.
Jika suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo.
Koefisien muai panjang = α, kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka :


Panjang batang pada suhu t1 0C adalah :








* Pemuaian Luas.

Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada too, dipanaskan sampai t1o, luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :

dan



β adalah Koefisien muai luas (β = 2 α)
Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.

besaran fisika X

Pengertian Besaran

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung

Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.

2. Secara tidak langsung

Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.

Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain :

- alat ukur yang dipakai

- aturan angka penting

- posisi mata pengukuran (paralax)

Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

1. Keteledoran

Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.

2. Kesalahan sistmatik

Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm

3. Kesalahan acak

Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bialangan (kualitatif),

Contoh :

- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang

- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana

- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II Newton.

Ketidakpastian pada Pengukuran

Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa hasil yang ditunjukkan alat ukur.

Beberapa istilah dalam pengukuran:

· Ketelitian (accuracy)

adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar X0

· Kepekaan

adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter / Voltmeter

· Ketepatan (precision)

adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.

· Presisi

berkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran.

· Akurasi

yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.

Ketelitian alat ukur panjang

1. Mistar : 1 mm

Mistar berskala terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian alat untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.

clip_image002

Panjang benda melebihi 8,7 cm

Panjang kelebihan ditaksir 0,05 cm

Hasil pengukuran panjang 8,75 cm

Batas ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm

2. Jangka Sorong : 0,1 mm

Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka sorong terdiri dari rahang tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang sorong (geser) yang dilengkapi dengan skala nonius yang panjangnya 9 mm dan dibagi dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.

Benda skala antara rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm sehingga ketidakpastian dari jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm

clip_image004

Contoh:

clip_image006Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti pada gambar, maka panjang benda:

Skala Utama = 26 mm

Skala nonius 0,5 mm

Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm

3. Mikrometer sekrup 0,01 mm

clip_image008

Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer skrup juga memiliki dua skala , yaitu skala utama yang berskala mm (0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung luar. Skala nonius memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar berputar satu kali, maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur 0,5 mm. Bila selubung luar berputar satu bagian skala, maka poros berulir akan maju atau mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga kepastian untuk mikrometer sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk pengukuran tungga. Pelaporan hasil pengukuran adalah (X ± DX).

Cara meningkatkan ketelitian antara lain:

1. Waktu membaca alat ukur posisi mata harus benar

2. Alat yang dipakai mempunyai ketelitian tinggi

3. Melakukan pengukuran berkali-kali

Pengukuran dengan jangka sorong

clip_image011
clip_image012

Cara menentukan / mebaca jangka sorong:

1. Angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius adalah 2,1 cm dan 2,2 cm.
2. Garis nonius yang tepat berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-5, jadi x = 2,1 cm + 5 x 0,01 cm = 2,15 cm (dua desimal)

Karena ketidakpastian clip_image014 jangka sorong = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasilpengukuran jangka sorong :

clip_image016

clip_image017Cara menentukan / membaca Mikrometer Sekrup

clip_image018

1. Garis skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar 4,5 mm lebih.
2. Garis mendatar pada selubung luar yang berhimpit dengan garis skala utama.

X = 4,5 mm + 47 x 0,01 mm = 4,97 mm (dua desimal)

Ketidakpastian clip_image014[1] mikrometer sekrup ½ x 0,01 mm = 0,005 mm

Jadi hasil pengukurannya clip_image020

Termometer

Macam – macam termometer.

a. Termometer alkohol.

Karena air raksa membeku pada – 400 C dan mendidih pada 3600, maka termometer air raksa hanya dapat dipakai untuk mengukur suhu-suhu diantara interval tersebut. Untuk suhu-suhu yang lebih rendah dapat dipakai alkohol (Titik beku – 1300 C) dan pentana (Titik beku – 2000 C) sebagai zat cairnya.


b. Termoelemen.

Alat ini bekerja atas dasar timbulnya gaya gerak listrik (g.g.l) dari dua buah sambungan logam bila sambungan tersebut berubah suhunya.


c. Pirometer Optik.

Alat ini dapat dipakai untuk mengukur temperatur yang sangat tinggi.


d. Termometer maksimum-minimum Six Bellani.

Adalah termometer yang dipakai untuk menentukan suhu yang tertinggi atau terendah dalam suatu waktu tertentu.


e. Termostat.

Alat ini dipakai untuk mendapatkan suhu yang tetap dalam suatu ruangan.


f. Termometer diferensial.

Dipakai untuk menentukan selisih suhu antara dua tempat yang berdekatan.

Friday, August 7, 2009

Praktek Gelombang Stasioner

Tujuan
1. Mempelajari peristiwa gelombang stasioner pada tali
2. Menentukan frekuensi vibrator
Alat-alat yang diperlukan
1. Vibrator
2. Seutas tali
3. Batang penggaris
4. Beban
Dasar teori
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat
suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang,
gelombang ini dinamakan gelombang transversal.
Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang asalkan
dipenuhi :
L = n. 1
2 l , n = 1, 2, 3, ... (1)
yakni panjang tali (L) merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombangnya.
Laju rambat gelombang dalam tali :
v =
F
m
(2)
dimana : v = laju perambatan gelombang tali [m/det]
F = tegangan tali [N]
m = rapat massa linier tali [kg/m]
Bila gelombang pada tali itu mempunyai panjang gelombang l maka frekuensi vibrator yang
menimbulkannya :
f = v/l (3)
Kombinasi antara persamaan (2) dan (3) disebut persamaan Melde.
F = M.g
vibrator
beban
simpul perut
FT-UNIVERSITAS SURABAYA PRAKTIKUM FISIKA
11
Cara kerja
1. Susunlah rangkaian peralatan seperti pada gambar di atas.
2. Tentukan dulu rapat linier tali yang dipakai (m).
3. Getarkan vibrator untuk beban tertentu dan geser-geserkan kedudukan vibrator (mengubah
panjang tali) agar diperoleh paduan gelombang tali yang saling menguatkan (terjadi
resonansi) dengan cacah simpul yang sebanyak-banyaknya.
4. Ukurlah jarak antar simpul gelombang yang jauh dari vibrator sebanyak 6 kali.
5. Lakukan langkah di atas untuk beban yang berbeda-beda sebanyak 6 kali.
6. Lakukan sekali lagi seluruh langkah di atas dengan memakai jenis tali yang lain.
Pertanyaan pendahuluan
1. Apakah yang dimaksud dengan arah rambat gelombang dan arah getar gelombang ?
2. Tunjukkan bahwa rapat massa linier tali tidak tergantung pada panjang talinya ! Faktor apa
saja yang mempengaruhinya ?
3. Bila massa beban ditambah, kondisi yang lain tetap, bagaimanakah pengaruhnya terhadap
panjang gelombang, kecepatan rambatnya, dan amplitudo gelombangnya ?
4. Bagaimana anda mengetahui bahwa telah tercapai keadaan resonansi pada percobaan tsb. ?
5. Menurut anda apa maksudnya pengukuran jarak antar simpul gelombang dilakukan sejauh
mungkin dari vibrator ?
Tugas laporan resmi
1. Hitunglah frekuensi vibrator beserta ralatnya dengan persamaan Melde !
2. Bandingkan hasil-hasil yang diperoleh untuk massa beban yang berbeda-beda pada masingmasing
jenis tali ! Apakah anda mencurigai adanya kesalahan sistematik ? Beri komentar !
3. Hitunglah frekuensi vibrator dengan menggunakan metode grafik !

Sunday, August 2, 2009

Pengomposan

Dasar-dasar Pengomposan
[sunting] Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan

Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.
[sunting] Proses Pengomposan

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Skema Proses Pengomposan Aerobik

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.

Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan

Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Kelompok Organisme Organisme Jumlah/gr kompos
Mikroflora Bakteri; Aktinomicetes; Kapang 109 - 109; 105 108; 104 - 106
Mikrofanuna Protozoa 104 - 105
Makroflora Jamur tingkat tinggi
Makrofauna Cacing tanah, rayap, semut, kutu, dll

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan

[sunting] Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan

Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.

Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.

Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

Porositas Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.

Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.

pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.

Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.

Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.

Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)
Kondisi Konsisi yang bisa diterima Ideal
Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1
Kelembaban 40 – 65 % 45 – 62 % berat
Konsentrasi oksigen tersedia > 5% > 10%
Ukuran partikel 1 inchi bervariasi
Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd
pH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0
Suhu 43 – 66oC 54 -60oC

Limbah

Pendahuluan

Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
Asal Bahan
1. Pertanian
Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa
Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas
Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air
2. Industri
Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan
Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit
3. Limbah rumah tangga
Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota
[sunting] Manfaat Kompos

Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

UJian Praktek IPA SMK

LEMBAR KERJA UJIAN SEKOLAH PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2008/2009


MATA DIKLAT : ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM KEAHLIAN : Semua Program (APH , UJP)
HARI/TANGGAL : Jumat-Sabtu, 3-4 April 2009
WAKTU : 07.30 - 12.00

Standar Kompetensi: Memahami Polusi dan Dampaknya Terhadap Manusia dan Lingkungan
Kode Kompetensi : B.4
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah

Tujuan :
Setelah melaksanakan ujian praktik ini diharapkan siswa mampu mendaurulang kertas menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai tambah, dengan baik.

A. BAHAN ( per kelas):
1. Kertas bekas = 3 - 5 kg
2. Pati singkong/ kanji = 1 kg
3. Pengawet Bahan Makanan ( Natrium bensoat) = 1 pack/ botol
4. Zat warna (kuning/hijau/merah) = masing-masing 1 botol
5. Air = secukupnya
6. Minyak goreng atau oli = ½ liter

B. ALAT (per kelompok):
1. Baskom/ember = 3 buah
2. Timbangan = 1 buah
3. Pengaduk dari kayu = 1 buah
4. Catakan/ pola benda bentuk tertentu = minimum 1 buah
5. Blender = 1 buah
6. Gunting kertas = 1 buah
7. Gayung air atau gelas ukur = 1 buah
8. Panci aluminium = 1 buah
9. Kompor = 1 buah
10. Kain saring/ kain kasa = 1 lembar ½ m2

C. Cara Membuat:
1. Bubur kertas:
a. Timbang kertas bekas 1-2 kg kemudian potong kecil-kecil
b. siapkan ember yang berisi air, masukkan potongan kertas bekas dan rendam selama 30-60 menit
c. Ambil sedikit demi sedikit rendaman kertas bekas, kemudian tambahkan air secukupnya. Perbandingan air : kertas adalah 2-3 : 1
d. Nyalakan power blender sampai membentuk bubur kertas. Blender jangan sampai diisi kertas terlalu banyak agar tidak macet/merusak blender.
e. Bentangkan kain saring di dalam ember kosong.
f. Tuangkan bubur kertas dari blender di atas kain saring, setelah cukup banyak, kain saring di angkat seperti menyaring sari kedele, peras sampai airnya tuntas.
g. Bubur kertas yang masih basah di sisihkan dalam ember yang lain.
2. Lem kanji:
a. Siapkan panci, isi dengan air mentah dingin sebanyak 3 kali volume kanji
b. Masukkan tepung kanji dan aduk hingga merata.
c. Tambahkan haban pengawet makanan secukupnya ( 1 sendok teh / kg kanji)
d. Nyalakan kompor, masak tepung kanji sampai matang. jangan lupa harus selalu di aduk agar tidak gosong.
e. Setelah matang (mengental) angkat dan dinginkan.
3. Membentuk benda berdasarkan pola
a. Siapkan pola benda yang akan dibentuk.
b. Olesi bagian yang akan diisi dengan minyak/olie agar mudah melepasnnya nanti.
c. Campurkan bubur kertas basah dengan lem pati/kanji dan zat pewarna hingga merata. Jika pewarnanya berbentuk serbuk, sebelumnya harus dilarutkan dengan air agar mudah merata. Makin banyak lem, makin keras dan kuat benda yang dihasilkan.
d. Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam ruang cetakan sampai penuh, sambil di tekan sekuat-kuatnya.
e. Jika bisa keluarkan dari cetakan dan keringkan, atau keringkan bersama cetakannya di panas matahari.
f. Setelah agak kering bisa dikeluarkan dari cetakan. Kemudian dilanjutkan pengeringannya.

Contoh Hasil Karya
D. Aspek Penilaian:
1) Kinerja individu
2) Kerja Sama
3) Penampilan hasil (bentuk, estetika)
4) Kualitas hasil (kekuatan, manfaat/ fungsi)
F. Rencana Anggaran
 Biaya yang dibutuhkan : Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah), dua kelas.
 Sumber biaya : siswa melalui sekolah.