Saturday, June 6, 2009

berita mapancas

Aksi Dukung Palestina Bergelora

AKTIVIS Mahasiswa Pancasila membakar kertas bergambar bendera Israel saat berunjuk rasa mengutuk serangan militer Israel di Palestina, di depan Goethe Institut, Pusat Kebudayaan Jerman, di Jln. L.L.R.E. Martadinata Bandung, Selasa (6/1).* ANDRI GURNITA/"PR"

BANDUNG, (PR).-
Aksi organisasi mahasiswa dan masyarakat untuk memberikan dukungan terhadap Palestina yang diserang Israel terus berlanjut. Ratusan anggota dewan keluarga masjid (DKM), santri, dan organisasi mahasiswa melakukan long march serta mengajak masyarakat untuk melakukan salat Gaib dan istigasah di berbagai tempat di Bandung raya, Selasa (6/1).

Sekitar 500 anggota DKM Masjid Al Amal Al Islami RW 1 Desa Cangkuang Kulon, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung dan santri Pesantren Nurul Iman Cibaduyut Raya melakukan long march untuk menggugah masyarakat agar memberikan dukungan kepada Palestina.

Menurut anggota DKM Al Amal Al Islam, Rohidin Salam, aksi ini hanya ingin meminta masyarakat untuk melakukan salat Gaib dan istigasah bersama untuk warga Palestina di Masjid Al Amal Al Islam, semalam.

Warga juga melakukan penggalangan dana untuk rakyat Palestina. Meskipun demikian, kata Rohidin, mereka tidak berniat untuk mengirimkan relawan ke Palestina. Menurut dia, sebaiknya mereka lebih fokus terhadap apa yang bisa dilakukan di Indonesia. Pengiriman relawan, ujar dia, harus melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah, dan jangan sampai menjadi beban.

"Meskipun demikian, bukan berarti pihak-pihak lain yang menghimpun relawan itu salah," tuturnya.

Di Kota Bandung, aksi demo mendukung Palestina dilakukan sejumlah organisasi mahasiswa. Puluhan orang dari BEM-Kema Politeknik Negeri Bandung (Polban) mendatangi Gedung Sate untuk melakukan orasi dan menghimpun dana. Menurut komandan lapangan aksi Zulfikar, dana yang dikumpulkan masyarakat akan disalurkan ke Palestina melalui Dompet Dhuafa.

Sebelum melakukan aksi, puluhan mahasiswa melakukan salat Gaib bersama di kampus Polban. "Kami ingin mengetuk hati nurani masyarakat untuk bersama-sama mengawal dan menekan kebijakan pemerintah agar bersungguh-sungguh dan berperan aktif dalam upaya perdamaian di Palestina," ujarnya.

Zulfikar mengatakan, pemerintah sebaiknya segera melakukan tindakan nyata dan segera. Menurut dia, banyak langkah strategis yang bisa dilakukan pemerintah ketika Dewan Keamanan PBB tidak bisa menghasilkan solusi yang tegas. Upaya melalui jalur diplomatik yang lebih signifikan bersama negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Asia-Afrika dapat dilakukan dengan lebih serius. Selain itu, pemerintah RI juga didesak untuk mengecam keras dalam pidato kenegaraan presiden secara sungguh-sungguh, serta mengorganisasikan penggalangan bantuan kemanusiaan secara nasional.

Hal senada disampaikan oleh puluhan mahasiswa Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang terdiri atas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Forum Aktivis Mahasiswa Unisba (FAMU), dan BEM Fikom Unisba. Dalam aksinya di Gedung Sate, mereka menyatakan sikap untuk menolak agresi militer Israel ke Palestina. Menurut Humas FPR Vidi Perdana, mereka mendesak negara-negara di dunia untuk mengucilkan Israel dan Amerika Serikat.

Demo Goethe

Berbeda dengan BEM-Kema Polban dan FPR, Dewan Pimpinan Daerah Mahasiswa Pancasila (DPD Mapancas) Provinsi Jawa Barat melakukan aksinya di depan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Jln. L.L.R.E. Martadinata 48 Kota Bandung. Mereka mengajak negara-negara maju mendesak PBB untuk memberikan sanksi terhadap Israel.

Kelompok tersebut juga mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan agar Indonesia keluar dari PBB. "PBB tidak becus menciptakan perdamaian dan tidak mampu menyelesaikan konflik kejahatan manusia," kata Ketua DPD Mapancas, Ridwan Eko Prasetyo.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Shiddiq Amin melalui siaran persnya, mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengadakan pertemuan darurat dan mengoordinasikan bantuan kemanusiaan bagi korban sipil Palestina di wilayah Gaza. Mereka juga mendesak PBB untuk menyatakan Israel sebagai negara agresor. Israel harus mendapat sanksi internasional yang berat. "Kami mendesak Dewan Keamanan PBB membentuk pasukan perdamaian untuk menghentikan serangan militer Israel dan melindungi warga sipil Palestina di wilayah Gaza," kata Shiddiq Amin. (A-185/A-178)***
Penulis:
Back

Berita PR

Mahasiswa Peringati Kelahiran Pancasila

SEJUMLAH mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Pancasila (Mapancas) berorasi dengan meneroboskan sebagian tubuhnya ke bawah pagar dan membacakan tuntutannya di Gedung Sate Bandung, Senin (1/6).*M. GELORA SAPTA/"PR"

MASSA mahasiswa yang tergabung dalam DPD Mahasiswa Pancasila Prov. Jawa Barat melakukan aksi di depan Gedung Sate, Bandung, memperingati Hari Kelahiran Pancasila, Senin (1/6). Di tempat yang sama, Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Wilayah Jabar juga melakukan aksi memprotes penyusupan kapal perang Malaysia ke wilayah RI di blok Ambalat. Aksi Mahasiswa Pancasila sempat membuat lalu lintas di depan Gedung Sate tersendat. Sebab, mereka berbaris dan berorasi tepat di tengah jalan. "Dari sisi budaya, Pancasila juga menghadapi tantangan yang tak kalah beratnya. Budaya bangsa kita semakin terkikis seiring perkembangan zaman," ujar koordinator aksi, Iman Syafe’i. (A-132)***
Penulis:
Back

Berita PR

Aksi Sambil Tiarap
Senin, 01 Juni 2009 , 13:25:00

SEBANYAK 13 Mahasiswa Pancasila Provinsi Jawa Barat (Jabar) melakukan aksi memperingati Hari Lahir Pancasila di Jln. Diponegoro Kota Bandung, Senin (1/6). Dalam aksi berorasi sambil tiarap di badan jalan, mereka menyerukan pemerintah agar tidak tergantung pada donor asing manapun. DUDI SUGANDI/"PR"

Berita Mapancas

Selasa, 06/01/2009 10:58 WIB
Kecam Israel, Mahasiswa Datangi Pusat Kebudayaan Asing
Baban Gandapurnama - detikBandung



Bandung - Kecaman terhadap agresi militer Israel terus bergulir. Sekitar 20 orang yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Daerah Mahasiswa Pancasila Jabar melakukan aksi unjuk rasa mengecam agresi Israel ke sejumlah institut kebudayaan asing di Bandung, seperti di Goethe dan CCF, Selasa (6/1/2009).

Di depan pusat kebudayaan Jerman, Goethe, Jalan LRE Martadinata, 20 mahasiswa ini menggelar teaterikal mengenai keganasan Israel. Sekitar 60 personel polisi menjaga ketat Goethe. Mereka pun membawa beberapa poster yang antara lain bertuliskan 'Israel penjahat perang' dan 'Indonesia harus ke luar dari PBB'. Rencananya mereka juga akan mendatangi pusat kebudayaan Perancis, CCF di Jalan Purnawarman.

Sekretaris Mahasiswa Pancasila Jabar Imam Syafei menyatakan Presiden SBY sudah mengeluarkan resolusi kepada PBB, namun pengaruhnya belum terlihat. Kebiadaban Israel masih merajalela, terbukti dengan jatuhnya ratusan orang yang tewas dan ribuan lainnya luka-luka.

Karena itu, mereka mendesak agar Indonesia ke luar dari PBB, jika PBB tidak sanggup mendamaikan konflik tersebut. Menurutnya kedatangan mereka ke pusat kebudayaan asing di Bandung, untuk mengajak negara-negara maju seperti Jerman dan Perancis agar mendesak PBB memberikan sanksi terhadap Israel yang telah meluluhlantahkan Palestina.

"Kenapa Indoensia tidak bisa ke luar dari PBB? Soekarno saja berani ke luar dari PBB karena PBB tidak bisa menciptakan perdamaian. Jika PBB hanya sekedar wadah perdagangan negara maju, apa pentingnya bergabung dengan PBB," ujar Imam.

Rencananya setelah dari Goethe mereka akan lakukan longmarc ke Gedung Sate, lalu ke CCF, di Jalan Purnawarman.(ern/ern)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!