Sunday, May 3, 2009

Ujian Praktek Fisika SMA Pasundan 4 Bandung 2009

A1
PERCOBAAN PENGUKURAN

Tujuan
Melaporkan Volum Benda sebagai hasil pengukuran

Teori Dasar
Pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat ukur, misalnya mistar ukur, jangka sorong, dan miKrometer sekrup. Untuk mengukur panjang suatu benda biasanya menggunakan mistar atau alat sejenisnya. Pada umumnya mistar pengukur panjang adalah berskala sentimeter dan millimeter. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm, yang menyatakan tingkat ketelitian alat.
Selain mistar alat ukur panjang yaitu jangka sorong, jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang, sepasang untuk pengukur luar dan sepasang untuk pengukur dalam. Dari pasangan itu ada rahang tetap dan ada rahang yang dapat digeser-geser. Pada rahang tetap terdapat batang skala yang diberi skala dalam cm dan mm sebagai skala utama. Pada rahang geser terdapat 10 skala yang panjangnya 9 mm sebagai sekala nonius. Oleh karena itu, 1 skala nonius sama dengan 0,9 mm. jadi, skala nonius berselisi 0,1 mm dengan skala mm pada skala utama. Angka 0,1 mm menyatakan ketelitian jangka sorong.

Alat dan bahan
Mistar
Jangka Sorong
Penghapus balok
Penghapus Silinder

Prosedur Kerja
Dengan menggunakan mistar, ukur panjang p, Lebar l, dan tinggi t dari balok kaca satu kali saja. Ulangi pengukuran anda dengan menggunakan jangka sorong.
Dengan menggunakan mistar, ukur panjang L dan diameter D dari silinder logam satu kali saja. Ulangi pengukuran anda dengan menggunakan jangka sorong.

Hasil Percobaan
Nyatakan hasil pengukuran panjang p, lebar l, tinggi t dari balok dengan mistar lengkap dengan masing-masing ketidakpastiannya. Kemudian hitung volum balok V dan ketidakpatiannya V.
Jadi, volume = (…………+ ………) cm3

Ulangi 1 untuk pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.
Nyatakan hasil pengukuran diameter D dan panjang L dari silinder dengan mistar lengkap dengan masing-masing ketidakpastiannya.
Kemudian hitung volum silinder dan nyatakan hasil hitungan anda lengkap dengan ketidakpastiannya.
Jadi, Volum = (………..¬+ ………….) cm3.

Ulangi 3 untuk pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.


Kesimpulan
Bandingkan hasil pengukuran volum balok dan silinder dengan menggunakan mistar dan jangka sorong, kemudian nyatakan kesimpulan anda.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………


Daftar Pustaka
Marthen Kanginan, 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Penerbit Erlangga, Jakarta
Supiyanto, 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X PT.Phibeta Aneka Gama, Jakarta.














A2
PERCOBAAN HUKUM HOOKE

Tujuan
Menentukan konstanta gaya pegas pada hukum hooke

Teori Dasar
Berdasarkan hokum hooke, konstanta gaya pegas dapat dihitung dengan rumus k=g(m/x). Nilai m dan x diperoleh dari hasil pengukuran, sedangkan g = 980 cm/s2 adalah nilai percepatan gravitasi Bumi dan bukan hasil pengukuran. Karena nilai mi dan xi¬ masing-masing memiliki nilai kesalahan Δmid dan Δxi , maka secara teknis konstanta gaya pegas dihitung menurut aturan analisis kesalahan pembagian sebagai berikut:
k_i=g[m/x_i ±(m/x_i +(∆x_i)/m) ]

Alat dan bahan
Statif
Mistar
Pegas

Prosedur Kerja
Susunlah pegas pada sebuah penyangga Statif.
Pasang pada statif dan Aturlah mistar sehingga posisi jarum petunjuk pada pegas tetap mengarah pada angka nol mistar.
Timbanglah beban m dengan neraca dan catat massa yang terukur (jika belum diketahui massanya).
Gantungkan beban m pada ujung pegas dan catat pertambahan panjang pegas x.
Lakukan langkah 3 dan 4 sebanyak 5 kali dengan beban m yang berbeda-beda.

Hasil Percobaan

No. Massa Beban
M (g) Pertambahan Panjang Pegas
X (cm)
1.
2.
3.
4.
5.


Pengolahan data
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka
Marthen Kanginan, 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Penerbit Erlangga, Jakarta
Supiyanto, 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X PT.Phibeta Aneka Gama, Jakarta.


















A3
PERCOBAAN GERAK HARMONIS SEDERHANA

Tujuan
Menentukan konstanta pegas pada percobaan gerak harmonis sederhana

Teori Dasar
Berdasarkan rumus pada gerak harmonis sederhana, konstanta gaya pegas dapat dihitung dengan rumus k=4π^2 (m/T^2 ), nilai m dan T diperoleh dari hasil pengukuran, sedangkan 4 π^2 = 39,48 adalah nilai konstanta dan bukan hasil pengukuran. Karena nilai mi dan Ti masing-masing memiliki nilai kesalahan Δmi dan ΔTi sehingga secara teknis konstanta gaya pegas dihitung menurut aturan analisis kesalahan pembagian dan eksponensial sebagai berikut:
k=4π^2 [m/(T_i^2 )±(m/(T_i^2 ))+(2∆T_i)/m_i ]

Alat dan bahan
Statif
Pegas
Beban
stopwatch

Prosedur Kerja
Susunlah pegas pada sebuah penyangga Statif.
Timbanglah beban m dengan neraca dan catat massa yang terukur (jika belum diketahui massanya).
Gantungkan beban m pada ujung pegas
Tarik beban m kebawah sekitar 5 cm kemudian lepaskan dan pada saat yang bersamaan jalankan stopwatch.
Matikan stopwatch setelah beban bergerak keatas kebawah lagi secara berulang sebanyak 5 kali dan catat waktu yang terukur.
Ulangi langkah 2 sampai 5 dengan m yang berbeda-beda.

Hasil Percobaan
No. Massa Beban
M (g) Waktu 5 Kali Getaran
t (s Periode
T = t/5 (s)
1.
2.
3.
4.
5.
Pengolahan data
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka
Marthen Kanginan, 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Penerbit Erlangga, Jakarta
Supiyanto, 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X PT.Phibeta Aneka Gama, Jakarta.


















Kisi-kisi Ujian Praktikum Fisika
SMA PASUNDAN 4 BANDUNG
Kelas XII IPA
Nama : ___________________________
NIS : ___________________________

Materi yang akan diujikan pada Ujian Praktek Fisika adalah (A1) Pengukuran dengan menggunakan mistar dan jangka sorong, (A2) Percobaan Hukum Hooke, dan (A3) Percobaan Gerak Harmonis Sederhana, Dan A4 percobaan yang dibuat sendiri oleh siswa setiap kelompoknya. Diharapkan siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diujikan.
Waktu pelaksanaan Ujian Praktikum Senin/11 Mei 2009 pukul 07.00 – 09.00 (120 menit).
Penilaian Ujian Praktikum Fisika di dasarkan pada: Praktikum dan pembuatan laporan hasil Praktikum dari 3 percobaan, dan 1 percobaan dipresentasikan dengan melampirkan modul percobaannya. Nilai yang diperoleh siswa maksimal: 100, minimal : 60, kecuali tidak mengikuti bernilai 0, tidak lulus Praktek Fisika.
Nilai Ujian Praktik Fisika = A1 + A2 + A3 + A4 / 4 = 100.
Pembuatan laporan dikumpulkan paling lambat 2 hari setelah melakukan praktek fisika. Laporan mengikuti sistematika penulisan, laporan di haruskan di tulis tangan di HVS A4.
Untuk Persentasi A4 Percobaan Fisika Karya Kelompok
Siswa diharapkan dapat membuat media pembelajaran Fisika SMA dengan konsep fisika di sesuaikan dengan kemampuan kelompok dan mempergunakan alat dan bahan yang sederhana, tidak mahal.
Membuat modul percobaannya dengan cara di tik HVS printout atau tulis tangan.
Percobaan masing-masing kelompok dipersentasikan maksimal 10 menit pada jadwal praktikum yang telah ditetapkan.
Setiap persentasi bernilai maksimal 100 dengan minimal 60, kecuali tidak menyiapkan alat dan tidak persentasi, bernilai 0.
Agar kisi-kisi ini dibawa pada waktu pelaksanaan Ujian Praktek.
EUREKA!!!








Alat yang diperlukan Ujian Praktek Fisika:
4 buah pegas
4 buah penggaris
4 buah penghapus balok
4 buah Penghapus silinder
4 Buah Statif
4 Buah Jangka Sorong
5 Bandul, yang berbeda massanya.
4 buah Stopwatch

No comments: