Monday, April 20, 2009

Ujian Nasional

TPI Lapisi Pengamanan Soal Unas yang Dilakukan Kepolisian
April 19, 2009 — candrapetra

JAKARTA - Ujian nasional (unas) SMA/MA/SMK/SMALB akan berlangsung besok secara serentak. Sebanyak 2,2 juta siswa tingkat SMA akan mengikuti ujian yang berlangsung 20-24 April itu. Seperti tahun sebelumnya, Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) mengingatkan kembali potensi kebocoran soal unas. Untuk mengantisipasi hal itu, pengamanan soal unas dilakukan secara berlapis.

Ketua BSNP Prof Eddy Mungin Wibowo mengatakan, dinas pendidikan provinsi sudah mendistribusikan naskah soal ke kabupaten/kota. Selanjutnya, soal itu didistribusian ke sekolah pada hari H. ”Ini untuk menghindari kebocoran naskah soal. Kecuali bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil,” ujarnya.

Mungin menjelaskan, distribusi soal mendapat pengawalan dari kepolisian. Selain itu, tim pemantau independen (TPI) juga melapisi pengamanan yang dilakukan kepolisian. Termasuk, pengawas ujian dari kalangan dosen yang ditunjuk. ”Jadi, pengawalan dilakukan mulai pencetakan, penyimpanan, hingga pendistribusian soal,” ujarnya.

Menurut dia, bukan tanpa alasan pengamanan unas diperketat. Sebab, mendekati unas berbagai isu muncul terkait beredarnya jawaban soal. Dia mengimbau siswa untuk tidak percaya jika ada jawaban soal unas yang beredar. ”Karena itu, siswa harus mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga percaya diri saat ujian,” tuturnya.

Agar keamanan unas semakin optimal, BSNP juga memperluas peran TPI. Salah satu di antaranya, TPI diperkenankan memasuki ruang ujian jika terbukti ada pelanggaran. ”TPI dapat mengecek dan memeriksa siswa jika ada laporan kecurangan. Selanjutnya, TPI membuat laporan terkait pelanggaran itu,” ungkapnya.

Agar pelaksaan ujian berjalan tertib dan lancar, sejumlah rambu-rambu yang ditetapkan harus ditaati. Peserta unas yang membawa alat komunikasi elektronik, kalkulator, tas, buku, dan catatan dalam bentuk apa pun wajib menitipkan ke pengawas. ”Peserta ujian hanya diperkenankan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal,” jelasnya.

Selama ujian berlangsung, peserta dilarang menanyakan jawaban soal kepada siapa pun, bekerja sama dengan peserta lain, serta memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal. Lalu, memperlihatkan atau melihat jawaban peserta lain, membawa soal atau lembar jawaban unas (LJUN) ke luar ruangan, maupun menggantikan atau digantikan orang lain.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas Burhanuddin Tolla berharap, pelaksanan unas tahun ini berjalan lebih baik. Menurut dia, sejak unas digulirkan, nilai rata-ratanya selalu naik. Pada 2004, nilai rata-rata unas 5,5. Tahun lalu nilai rata-rata unas sudah 7,3. ”Kami berharap, ada kenaikan tahun ini. Dengan catatan, ujian dilakukan dengan fair dan tidak ada kecurangan,” jelasnya.

No comments: