Tuesday, October 26, 2010

Menstruasi

Menstruasi

Menstruasi adalah proses meluruhnya
dinding endometrium uterus karena terjadinya penurunan drastis
hormon progesteron secara tiba-tiba.


Fisiologi Siklus Menstruasi

Panjang siklus bervariasi dari 23 hari
atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari untuk siklus yang panjang.
Ada sejumlah perempuan yang
siklusnya teratur, sementara ada pula yang bervariasi sampai dengan 7 hari.
Untuk lebih memudahkan pemahaman,
pada tulisan ini kita gunakan rata-rata siklus 28 hari.

Siklus menstruasi di bawah kontrol hormon
seks. Untuk memudahkan, siklus ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase sebelum
ovulasi dan fase setelah ovulasi.


Ukhtiy Harus Tahu!
Siklus Menstruasi itu berbeda dengan
Masa menstruasi

1. Fase sebelum ovulasi – dikontrol oleh
FSH dan esterogen.

Kelenjar pituitari pada dasar
otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di
ovarium (indung telur). Pematangan folikel ini akan
meningkatkan produksi esterogen.

Pada saat kenaikan esterogen mendekati
ovulasi, terjadi perubahan – perubahan sebagai berikut:

*


Endometrium (selaput lendir rahim)
menebal.
*

Serviks menjadi panjang dan lunak
serta terbuka.
* Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar
pada serviks menjadi lendir yang bersahabat dengan sperma.
* Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan
makanan pada sperma.
* Peningkatan cairan sampai dengan 10 kali peningkatan volume
lendir.
* Lendir yang subur terdiri dari 98% air – transparan, berkilat,
licin, elastis yang disebut efek spinnbarkeit.
* Struktur lendir yang subur bila dilihat dengan menggunakan
nuclear magnetic resonance memperlihatkan jaringan yang jarang sehingga
dapat dilewati oleh sperma.
* Suhu menetap pada tingkat yang rendah.

Ketika esterogen mencapai tingkat tertentu
dalam darah, kelenjar pituitari distimulasi untuk menghasilkan LH yang
meningkat cepat yang kemudian akan menimbulkan ovulasi (pecahnya
folikel yang matang dan mengeluarkan ovum) dalam 36 jam kemudian.

2. Fase setelah ovulasi – dikontrol oleh
progesteron.

Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya
folikel yang kemudian folikel tersebut akan berkembang menjadi
korpus luteum, yang memproduksi progesteron.

Di bawah pengaruh progesteron
terjadi perubahan-perubahan:

*


Endometrium melunak guna
mempersiapkan diri untuk menerima implantasi (penempelan) telur yang
telah dibuahi.
*

Serviks memendek, keras, dan
tertutup.
* Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk
mencegah penetrasi sperma.
* Setelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan – jaringan
filamen-filamen menjadi lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah
penetrasi sperma. Sperma secara cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang
bersifat asam.
* Suhu akan meningkat sekitar 0,2˚C atau lebih.


Korpus luteum
akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati; progesteron
akan turun; suhu turun; dan endometrium akan mengalami disintegrasi
sehingga terjadilah menstruasi dan lengkaplah satu siklus.


Ovulasi


Ovulasi
hanya terjadi satu hari saja dalam satu siklus dan bila tidak terjadi kehamilan,
2 minggu kemudian diikuti oleh masa menstruasi. Biasanya jangka waktu antara
ovulasi dan menstruasi berikutnya tidaklah berbeda jauh. Lamanya siklus
menstruasi bergantung pada variasi waktu sejak awal siklus sampai ovulasi.
Terjadinya ovulasi menentukan lamanya siklus.

Lamanya waktu sejak awal menstruasi sampai
ovulasi bisa bermacam-macam. Ovulasi seringkali tertunda pada
saat-saat seseorang mengalami stres, masa menyusui dan masa pra menopause.

Pada satu hari ovulasi dalam suatu siklus,
satu atau dua sel telur siap untuk dibuahi.
Hidup sel telur tidak lebih dari 24 jam,
sedangkan masa hidup sel sperma berbeda-beda. Bila tidak ada lendir yang
menunjang kelangsungan hidupnya, sel sperma tidak bisa bertahan hidup lebih dari
satu jam atau sekitar itu. Namun dengan adanya lendir cervix yang baik,
sel sperma bisa bertahan hidup sampai 2 atau 3 hari, bahkan kadang bisa sampai 4
atau 5 hari lamanya.


PMS (Pra Menstruasi Sindrom)

Menstruasi biasanya identik dengan PMS,
setiap wanita mengalami keluhan menjelang menstruasi. Sekitar 85% wanita
mengalami gangguan fisik dan emosi menjelang masa ini.

Gejala yang paling mudah dilihat dari
sindrom pra menstruasi ini adalah mudah marah, depresi, lelah dan tubuh agak
membengkak. Selain itu, biasanya juga terjadi penumpukan cairan dengan payudara
yang agak membengkak, ukuran panggul bertambah besar, wajah terlihat sembab,
sakit kepala, dan nyeri di bagian perut. Perubahan-perubahan mood, seperti mudah
marah, meledak-ledak, dan sering menangis juga kerap menandai munculnya
premenstrual syndrome (PMS) ini.

Yang lebih gawat adalah PMS pun dapat
menimbulkan depresi, terkadang sampai memunculkan perasaan ingin bunuh diri, dan
bahkan keinginan melakukan kekerasan kepada diri sendiri ataupun ke orang lain.

Sayangnya, hingga kini penyebab pasti
timbulnya PMS belum diketahui. Namun, gejala-gejala PMS tadi diperkirakan
berhubungan dengan meningkatnya hormon-hormon wanita seperti yang telah
dijelaskan di awal -estrogen dan progesterone- dalam hari-hari
menjelang menstruasi. Nah, ketika gejala-gejala tersebut makin hebat dan
menganggu aktivitas sehari-hari pada setiap bulannya, ada baiknya Ukhtiy
berkonsultasi ke dokter.

Inilah beberapa fakta seputar PMS,
termasuk bagaimana cara meringankannya:

1. Telat datang bulan, hal biasa.
Kejadian ini berhubungan dengan tingkat stres yang dialami sehingga kerja hormon
terhambat dan menyebabkan silklus menstruasi pun terganggu. Maka dari itu,
perhatikan jadwal kuliah/kegiatan Ukhtiy, apakah saat ini Ukhtiy dikejar tenggat
waktu soal kuliah, tugas, atau amanah lain. Bila saja Ukhtiy perhatikan, adanya
stres ini dapat membuat menstruasi Uktiy terlambat.

2. Tidak sebanyak yang Ukhtiy pikirkan.
Ukhtiy tidak perlu takut kehilangan jumlah darah terlalu banyak. Secara
rata-rata, setiap bulannya seorang wanita hanya kehilangan sekitar 3 ons darah.

3. Lama atau sebentar itu normal.
Kebanyakan wanita akan mengeluarkan darah sekitar dua hari sampai tujuh hari.
Bila menstruasi Anda lebih dari delapan hari, itu belum tergolong masalah besar.

4. PMS yang bukan PMS
Wanita yang mengalami sakit hebat saat menstruasi itu melebihi gejala umum
sangat mungkin terkena premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Wanita
yang menderita PMDD juga memiliki gejala-gejala sama layaknya PMS, seperti sakit
kepala, nyeri sendi dan otot, tubuh dan payudara membengkak. Gejala-gejala yang
secara umum terjadi, akan menghilang saat berlangsungnya menstruasi.

Apa yang dapat Ukhtiy lakukan?

Untuk mengurangi beberapa kondisi yang
tidak nyaman menjelang PMS, coba lakukan beberapa hal di bawah ini:

1. Buatlah semacam diary atau jurnal yang mencatat kapan
gejala-gejala itu muncul. Dengan demikian, Ukhtiy mempunyai patokan waktu yang
tepat untuk mengatasinya.
2. Agar sehat, makanlah sedikit tetapi sering. Jika Ukhtiy
menderita konstipasi, konsumsilah bahan makanan yang mengandung banyak serat.
3. Saat sedang minum obat diuretik, biasanya Ukhtiy akan
lebih sering buang air kecil yang memungkinkan mineral penting ikut terbuang.
Karena itu, tambah makanan yang mengandung potassium (buah, makanan
laut, kacang-kacangan), juga makanan, minuman ekstra atau suplemen yang
mengandung vitamin B dan C.
4. Untuk mengurangi terjadinya penumpukan cairan, sebisa mungkin
kurangi garam dalam makanan Ukhtiy. Garam bisa menyerap air dan hal ini dapat
meningkatkan pembengkakan.
5. Perbanyak waktu istirahat untuk menghindari kelelahan. Selain
itu cobalah menghindari situasi yang bisa membuat Ukhtiy stres.
6. Coba bicarakan perasaan Ukhtiy kepada sahabat yang dapat
dipercaya dan dapat mendengarkan keluhan Ukhtiy.
Pastikan pula keluarga tahu mengenai kondisi Ukhtiy.
7. Cobalah minum beberapa ramuan tumbuhan tertentu yang telah
terbukti membantu meningkatkan kesehatan wanita, misalnya kunyit asam, dan
lain-lain.

Alhamdulillah, mudah-mudahan setelah tahu
seluk-beluknya kita bisa menyambut ‘tamu’ kita yang satu ini dengan penuh senyum
dan kehangatan. Ditunggu ya kabar baiknya mulai bulan depan

No comments: