Tuesday, October 26, 2010

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami, kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda. Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga, peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan kualitas lulusan.

PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK? Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam, kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan, dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK, dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti : pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.










Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)

Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi, mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Beberapa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas.
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan terhadapnya dan pembelajaran sebagai konsekuensi terjadinya perubahan.
2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan praktiknya sendiri.
3. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles of plunning, acting, observing, reflecting.. the re planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktek dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berparsipasi dan berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.
6. PTK adalah proses belajar yang sistematik, dalam proses tersebut menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka (Guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktek untuk mengkaji secara sismatik bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis tindakan).
9. PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dalam analisis. (Mc Taggart, 1997).

TUJUAN DAN MANFAAT PTK
Apa tujuan kita melakukan perbaikan praktek pembelajaran? Saat ini perkembangan masyarakat dan pendidikan begitu cepat. Akibatnya tuntutan terhadap layanan pendidikan yang harus dilakukan oleh pendidik juga meningkat, penelitian tindakan merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan atau memperbaiki layanan pendidikan bagi pendidik dalam kontek pembelajaran di kelas. Bahkan Nc Niff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar, bagaimana tujuan itu dapat dicapai? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan kemudian dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik.
Jika perbaikan dan peningkatan layanan profesional tenaga kependidikan dalam konteks pembelajaran dapat terwujud berkat diadakannya penelitian tindakan kelas, ada tujuan penyerta yang juga dicapai sekaligus dalam kegiatan pendidikan itu. Tujuan penyerta apa itu?. Tujuan penyerta yang dapat dicapai ialah berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan dan penelitian layanan pembelajaran. Dengan demikian akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya meningkatkan layanan pembelajaran dari perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat diaplikasikan.
Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut :
a. Memperhatikan dan rneningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil, pembelajaran
b. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran
c. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran
d. Meningkatkan kolaborasi antar pendidikan dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran. .
Dengan kata lain guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif dan bukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukan itu. Borg (1996) juga menyebut secara eksplisit bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan yang dihadapi oleh guru di kelasnya, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dlan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas kemanfaatan yang terkait dengan komponen pembelajaran antar lain mencakup :
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum di tingkat regional / nasional
3. Peningkatan profesionalisme pendidikan
Dengan memahami dan kemudian mencoba melaksanakan penelitian tindakan, diharapkan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran makin meningkat kualitasnya dan sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan serta pendidik / tenaga kependidikan yang sekarang menjadi hambatan utama.

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu problema. Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting yaitu bahwa problema yang diangkat sehari-hari yang dihadapi oleh guru di kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional.
Jika pendidik merasa bahwa apa yang dia praktekkan sehari-hari di kelas tidak bermasalah, PTK tidak diperlukan melihat sendiri apa yang telah dilakukannya selama mengajar di kelas. Dapat terjadi guru telah berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun dalam proses belajar mengajar namun tidak diketahui. Oleh sebab itu mereka meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya.
Dalam konteks seperti itu seorang guru dan guru lain/kepala sekolah dapat bersama berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan demikian guru beserta temannya dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif. Dari sini akan muncul kesadaran terhadap kemungkinan adanya banyak masalah yang diperbuat selama melaksanakan proses belajar mengajar. Jika seorang guru bersedia melakukan PTK secara kolaboratif dengan guru lain, banyak manfaat dalam meningkatkan kariernya. Karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis sambil mengajar para pakar yang lebih berbobot.
Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilakukan di dalam kelas, yang kemudian sering disebut dengan \"Penelitian Kelas\". Misalnya penelitian mengenai tingkat seringnya siswa dalam membolos, sering berkelahi dan sebagainya, jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu, maka jenis penelitian yang dicontohkan hanya sekedar ingin tahu, tidak ingin memperbaiki keadaan melalui tindakan-tindakan tertentu.
Sebaliknya jika dengan penelitian ini, guru m.encoba berbagai tindakan mencegah terjadinya siswa membolos, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif, baru penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian tindakan kelas. Tindakan untuk mencegah tingginya siswa membolos mungkin dapat berbentuk diciptakannya sistem presensi yang dilakukan oleh siswa sendiri mungkin dapat berbentuk pengalihan pengawasan secara kelompok oleh siswa sendiri. Mungkin dapat diciptakan sistem ulangan harian pada hari-hari di mana siswa yang biasa melakukan tindakan membolos, dan sebagainya.
Dengan PTK, kasus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Dengan diadakan tindakan tertentu harus membawa perubahan ke arah perbaikan. Bila dengan tindakan justru membawa kelemahan penurunan atau perubahan negatif berarti hal tersebut menyalahi prinsip PTK. Kriteria keberhasilan atas tindakan dapat berbentuk kualitatif/kuantitatif. Penelitian PTK tidak untuk digeneralisasian sebab hanya dilakukan di kelas tertentu dan waktu tertentu.
Di samping karakteristik tersebut ada prinsip PTK yang perlu diperhatikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok, yaitu :1) inkuiri reflektif, 2) kolaboratif, dan 3) reflektif.
1) Inkuiri reflektif. Penelitian kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven). Masalah yang menjadi fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual, sehingga tidak terlalu merisaukan tentang kerepresentatifan sampel dalam rangka generalisiasi. Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki praktis secara langsung, di sini dan sekarang (Raka Joni, 1998).
Penelitian tindakan kelas menggunakan metodologi yang agak longgar, khususnya dalam kalibrasi instrumen penelitian. Namun demikian, penelitian tindakan tetap menerapkan metodologi yang taat azas (diciplined inquiri) dalam hal pengumpulan data yang menekankan pada obyektif sehingga memungkinkan terselenggaranya peninjauan ulang oleh sejawat (peer review). Proses dan temuan penelitian tindakan kelas didokumentasikan secara rinci dan cermat. Proses dan temuan dilakukan melalui observasi, evaluasi, dan refleksi sistematik dan mendalam (McNiff.1992:9). Penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai suatu inkuiri reflektif (sel-reflective-inquiry).
2) Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, tetapi la harus berkolaborasi dengan guru lain atau pakar/ahli. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa ¬basi, tetapi harus tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut (perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi-evaluasi, dan refleksi), sampai dengan menyusun laporan hasil penelitian.
3) Reflektif. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering mengutamakan pendekatan eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian secara terus menerus untuk mendzpatkan, penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaat-gunakan memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan lainnya.

PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Hopkins (1993: 57-61) menyebutkan ada 6 prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas.
1) Prinsip pertama bahwa tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Untuk itu, guru memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan yang dipilih tidak/ kurang berhasil, maka la harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklus sampai terjadinya peningkatan, atau \"kesembuhan\" sistem, proses, hasil, dan sebagainya.
2l Prinsip kedua bahwa meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu : persiapan (planning), pelaksanaan pembelajaran (action), observasi kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi proses dan hzsil pembelajaran (evaluation), dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran (reflection). Prinsip kedua ini mengisyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistemik dan terkendali menurut kaidah ilmiah.
3) Prinsip ketiga bahwa kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data dan analisis data. Obyektivitas, reliabilitas, dan validitas proses, data, dan hasal tetap dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip ketiga ini mempersyaratkan bahwa dalain menyelenggarakan penelitian tindakan agar tetap menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
4) Prinsip keempat bahwa masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil merisaukan tanggungjawab profesional dan komitmen terhadap diagnosis msaalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Bila pendiagnosisan masalah berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah melanggar prinsip ke-otentikan masalah. Jadi masalah harus didiagnosis dari kancah pembelajaran yang seungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik.
5) Prinsip kelima bahwa konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal irii penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat ditakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaaii yang sungguh-sungguh. Oeh karena itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6) Prinsip keenam adalah cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas, misalnya : tataran sistem atau lembaga. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Salah satu isu yang menarik untuk dibahas bagaimana langkah-langkah praktis pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijabarkan. Oeh sebab itu, tulisan ini akan berfokus pada kegiatan-kegiatan pokok seperti : (i) planning, (ii) acting, (iii) observing, (iv) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Bila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan. seterusnya, sampai peneliti merasa puas.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan


Planning (perencanaan)
Yang termasuk dalam kegiatan planning adalah sebagai berikut : (i) Identifikasi masalah, (ii) identifikasi (analisis) penyebab masalah dan (iii) pengembangan intervensi (action/solution).
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian tahap-¬tahap penelitian. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap kualitas masalah yang diteliti. Masalah-masalah yang asal-asalan (yang kurang teridentifikasi) dapat menyebabkan pemborosan energi, sebab riset tidak membawa temuan yang bermanfaat. Sebagaimana disinggung oleh tulisan sebelumnya, tidak semua masalah pendidikan dapat didekati dengan riset CAR. Untuk itu, beberapa langkah berikut diikuti dengan seksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan CAR :
(a) Masalah harus rill dan on-the job problem oriented, artinya masalah tersebut di bawah kewenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah itu juga datang dari pengamatan (pengalaman) seorang guru sendiri sehari-¬hari, bukan datang dari pengamatan orang lain. Masalah itu dilihat/diamati/dirasakan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Sebagai contoh : menurut data kelas (sekolah) ditemukan bahwa (i) seoagian besar siswa (75%) tidak dapat menguasai keterampilan matematika dasar, (ii) mayoritas siswa (> 85%) tidak berminat belajar bahasa inggris. Masalah-masalah yang nyata (bukan imaginer), karena memang didukung dengan data-data empiris seperti data kelas, data sekolah observasi, dan catatan-catatan harian.
(b) Masalah harus problematik (artinya masalah tersebut perlu dipecahkan). Tidak semua masalah pendidikan (pembelajaran) yang nyata (rill) adalah masalah-masalah yang problematik, sebab : (i) pemecahan masalah tersebut kurang mendapat dukungan literatur/sarana-prasarana/birokrasi, (ii) pemecahan masalah belum mendesak dilaksanakan, dan (iii) ternyata guru tidak mempunyai wewenang penuh untuk memecahkan. Sebagai contoh : mayoritas siswa tidak dapat membaca buku teks bahasa Indonesia dapat merupakan masalah yang kurang problematik bagi seorang guru biologi. Masalah ini lebih merupakan tanggung jawab (kewenangan) seorang guru bahasa Indonesia.
(c) Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan memberi manfaat yang jelas/nyata. Untuk itu; pilihlan masalah-masalah riset yang memiliki asas manfaat secara jelas. Untuk apa, yang akan terjadi, bila masalah tersebut dilontarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut : (i) apa yang akan terjadi bila masalah tersebut dipecahkan?, (ii) resiko apa yang paling jelek bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan, dan (iii) tujuan pendidikan yang mana yang tidak tercapai, bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membimbing pada penemuan masalah-masalah riset yang mendesak untuk dipecahkan.
(d) Masalah riset CAR harus feasible (dapat dipecahkanlditangani). Bila dilihat dari sumber daya peneliti (waktu, dana, minggu efektif semester, dukungan birokrasi, dan seterusnya) masalah tersebut dapat dipecahkan.

Dengan kata lain, tidak semua riset yang sudah riil problematik dan manfaatnya jelas, selalu feasible. Untuk itu, harus dipilih masalah-masalah yang feasible dengan pertimbangan faktor-faktor pendukung di atas. Perumusan masalah setelah teridentifikasi, dapat dirumuskan ke dalam kalimat pernyataan sehingga tidak aspek-aspek (what, when, who, where, why, how much).
Secara jelas, sebagai contoh :
(i) Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas II SMP Negeri 4 Samarinda pada tahun ajaran 2002/2003 Semester II tidak dapat membaca teks bahasa Inggris dengan lancar.
(ii) Mayoritas (> 75%) siswa kelas III IPA 2 SMP Negeri 4 Samarinda tidak dapat menguasai perubahan bentuk kata (kata sifat ke kata benda) dalam pelajaran menulis bahasa Inggris tahun ajaran 2002/2003.

Identifikasi penyebab masalah (problem causes) merupakan langkah kedua planning yang penting dilakukan. Setelah mendapatkan masalah riil, problematik, bermanfaat dan feasible, langkah selanjutnya adalah identifikasi penyebab masalah tersebut. Melalui brainstorming (secara kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, suatu tindakan (alternative soluting/action) dapat dikembangkan. Untuk mematikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa cara koleksi data diterapkan, misalnya : (a) mengembangkan angket, (b) mewancarai siswa, dan (c) melakukan observasi langsung di kelas.
Dari berbagai kemungkinan penyebab masalah dicoba diidentifikasi dan dianalisis untuk menentukan penyebab yang paling mungkin (the most probable cause) data-data (informasi) dikumpulkan lewat (i) angket, (ii) wawancara mendalam, dan (ii) observasi kelas. Informasi-informasi (data) tersebut kemudian dianalisis (secara kolaboratif) dan disimpulkan. Ternyata melalui hasil kolaborasi dan analisis data, penyebab sesungguhnya adalah kualitas B-M yang tidak kondusif (mendukung/mendorong) bagi siswa untuk bahasa Inggris. Umumnya siswa menganggap bahwa akar penyebab masalah adalah kualitas belajar mengajar yaitu :
- Proses belajar mengajar satu arah
- Pelajaran bahasa Inggris kurang membekali siswa
- Pelaksanaan sistem pelajaran semester tidak berjalan dengan baik

Dari sinilah bentuk intervensi (action/soluting) AR dapat dikembangkan secara lebih cepat. Pengembangan intervensi (solution/action) merupakan langkah ke-3 dalam planning yang penting juga untuk diperhatikan intervensi dikembangkan berdasarkan, akar penyebab masalah itu. Intervensi yang dipilih haruslah yang terdukung oleh sumber daya yang ada. Sebagai contoh : kalau akar penyebab adalah mutu proses B-M, melalui kolaborasi saya mengembangkan berbagai kemungkinan (alternatif) rencana tindakan (intervensi) seperti (i) menggunakan metode diskusi, (ii) peningkatan program
orientasi sekolah, (iii) peningkatan mutu pelajaran tugas semester, (iv) peningkatan mutu bimbingan penulisan karya tulis (v) dst.... dst.... dari berbagai alternatif tersebut, disaring kembali berdasarkan faktor-faktor pendukung yang ada, yaitu : (a) waktu, (b) biaya, (c) cost yang lain, (d) dukungan saranalprasarana, (e) dukungan lembaga, (f) dst......
Pendek kata, untuk memutuskan intervensi (action/solution) yang dikembangkan pada siklus pertama, peneliti berfikir (kemudian berkolaborasi) tentang faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ada. Langkah ini disebut sebagai analisis medan kekuatan (Force Field Analysis), artinya diputuskan intervensi yang terdukung oleh faktor-faktor kekuatan yang ada. Setelah mempertimbangkan feasibility intervensi tersebut, diputuskan bentuk intervensi yang paling mungkin dilakukan, sebagai contoh : supervisi riset yang efektif. Inilah intervensi (action/solution) yang ditawarkan untuk siklus AR.

Acting
Action (intervensi) dilaksanakan untuk memperbaiki masalah. Langkah-langkah praktis tindakan diuraikan. Apa yang pertama kali dilakukan ? Bagaimana organisasi kelas? Siapa yang perlu menjadi kolaborator? Siapa yang mengambil data? Pada saat pelaksanaan ini (acting), guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agen of change bagi diri dan kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar (learming community) daripada laboratorium tindakan. Jadi, cara-cara empiris membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan treatment harus dihindarkan.

Observating
Observating adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action terus dimonitor secara reflektif). Data-data apa saja yang perlu dikumpulkan? Data kuantitatif tetang kemajuan siswa (nilai) dan data kualitatif (minat / suasana kelas) perlu dikumpulkan. Pendek kata, pada langkah ini, peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru meru infortnasi yang berharga.

Reflekting
Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (i) pada siswa, (ii) suasana kelas, (iii) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan (termasuk para ahli) akan memakan peran sentral dalam memutuskan \"Judging the value\" (seberapa jauh action telah membawa perubahan : apa/dimana perubahan terjadi, mengapa demikian apa kelebihan/kekurangan, langkah-langkah penyempurnaan dan sebagainya). Berdasarkan hasil refleksi terebut maka peneliti/penulis mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini kalau ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya.Dari siklus ini diharapkan merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya, maka tahapan pada siklus perlu direncanakan seperti pada siklus-siklus sebelumnya.

Akhir tindakan
Kalau penelitian sudah dianggap selesai maka peneliti perlu menyusun laporan penelitian. Apa yang diltulis dalam laporan penelitian? Yang perlu ditulis pada laporan setidaknya menyangkut aspek yang berkaitan dengan: (1) setting yang memberi gambaran tentang kondisi lapangan/kelas tempat penelitian dilakukan, disertai penjelasan adanya perbedaan antara model pembelajaran yang biasa dilakukan dengan model yang sedang dilaksanakan lewat penelitian tindakan kelas, (2) penjelasan hasil pelaksanaan tiap siklus dengan data lengkap hasil pengamatan disertai hasil refleksinya. Data yang disajikan merupakan potret dari semua kejadian selama tindakan pada siklus tertentu berlangsung, dengan berbagai jenis metode dan instrumen yang digunakan. Data dapat disampaikan dengan tabel/grafik disertai diskripsi dan ulasan selengkap mungkin. (3) Sesudah semua siklus dijelaskan baru dianalisis dengan memperhatikan dari hasil keseluruhan siklus. Langkah ini yang sering dinamakan pembahasan. Pada bagian ini akan dapat diperolah gambaran secara menyeluruh dengan diberikan data lengkap. Hasil pengamatan dari siklus ke siklus dapat disusun kedalam grafik/tabel dengan diberikan ulasan terhadap perubahan/perbaikan akibat tindakan yang dilakukan.
Untuk itulah, disarankan peneliti akan responsif terhadap perubahan yang berkembang di kelas. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri murid dipotret (disajikan sebagai bukti), seperti :
• Hasil belajar harian/tengah semester/ semester
• Perhatian dan motivasi terhadap pelajaran
• Portofolio (catatan-catatan tentang hasil prestasi murid)
• Perubahan sikap (catatan-catatan tentang hasil / prestasi murid)

Demikian pula perubahan-perubahan yang terjadi pada diri guru sebagai peneliti, seperti :
• Peningkatan pengetahuan pengelolaan kelas. Kepercayaan diri
• Peningkatan ketrampilan
• Pemahaman terhadap berbagai model pembelajaran
• Kemampuan mendeteksi perubahan akibat tindakan
Suasana perubahan pada atmosfer kelas juga disajikan, seperti suasana kelas yang mendorong pembelajaran, penampilan kelas menyajikan tayangan hasil siswa, suasana kelas yang lebih akrab (unhostile classroom enviroment), perhatian siswa, sikap terhadap model pembelajaran yang baru disampaikan dan seterusnya.
Apa yang terjadi bila dalam perjalanan siklus 1 ke siklus 2, ke siklus 3 peneliti mungkin merasa puas dan mungkin sadar identifikasi terhadap masalah akar penyebab (the most probable cause) dirasakan kurang pas, peneliti dapat mengulangi lagi mencari penyebab dan kemudian mengembangkan bentuk intervensi, sehingga pada siklus ke-4, 5 dan seterusnya dengan intervensi yang dikembangkan berbeda. Yang penting bahwa action reserch berorientasi pada improvement yang sering kali jalannya berkelok-kelok, akan diakhiri kepuasan hasil kerjanya, dan mampu mengembangkan proses pembelajaran di kelas, dan akan diikuti oleh peningkatan prestasi belajar siswa. Karena itu perlu memperhatikan variabel yang diperkirakan mempengaruhi prestasi belajar siswa, sebatas peneliti/guru mampu mendeteksi serta menemukan data pendukungnya. Setiap tahun yang dihadapi para guru di kelas selalu berubah, maka permasalahan yang dihadapi juga akan berbeda-beda. Untuk itulah maka perlu selalu berusaha mencari cara/model untuk mengatasi lewat kegiatan penelitian.










PROPOSAL PTK
Secara sederhana, proposal penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. JUDUL
Hendaknya dirumuskan secara singkat ,jelas, dan sederhana.
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyebab terjadinya masalah (adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan).
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi berdasarkan latar belakang masalah.
4. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan diteliti sesuai kemampuan, waktu, dan serta situasi dan kondisi yang ada.
5. PERUMUSAN MASALAH
Merumuskan masalah secara jelas dan operasional.
6. TUJUAN PENELITIAN
Maksud dilaksanakannnya penelitian.
7. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian bagi guru, sekolah, siswa, maupun orang lain.
8. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan teori tentang objek penelitian, kerangka berpikir, serta alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk dapat mengatasi masalah.
9. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian
• Nama sekolah
• Alamat
• Kelas
• Lingkungan fisik dan sosial
Karakteristik subyek penelitian
• Komposisi siswa
• Kemampuan akademik
• Latar belakang sosial ekonomi keluarga
• Motivasi belajar
• Dll.
10. VARIABEL YANG DI TELITI ANTARA LAIN:
o Variabel input, yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran,sumber belajar, lingkungan belajar,dsb.
o Variabel proses, yang terkait dengan proses pembelajaran ,ketrampilan mengajar, implementasi metode pengajaran, dsb.
o Variabel output, seperti minat siswa, kemampuan siswa, hasil belajar siswa, dsb.
11. RANCANGAN TINDAKAN
o Perencanaan tindakan
Memuat langkah-langkah persiapan/perencanaan tindakan antara lain
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan seperti gambar-gambar, alat peraga, dsb.
3. Mempersiapakan instrumen penelitaian yang diperlukan, seperti format, pengamatan, kuisioner, pedoman wawancara, tes prestasi dan sebagainya.
4. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlakasanaan rancangan, serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan nantinya.
o Tindakan
Memuat langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan secara terperinci, termasuk kegiatan penilaiannya.
o Observasi
Berisi prosedur pengumpulan data baik pada saat pelaksanaan tindakan dan terdapat komponen lain mendukungnya.
o Refleksi
Berisi prosedur analisis terhadap hasil pemantauan/observasi dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
12. PENGUMPULAN DATA
o Jenis data
Misal : format/lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat evaluasi/soal, check list.
o Teknik pengumpulan data
Misal : observasi, wawancara, pre test dan post test, mencatat dokumen.
13. TIM PENELITI DAN TUGASNYA
14. INDIKATOR KINERJA
Merupakan alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
15. JADWAL PENELITIAN
16. RENCANA PEMBIAYAAN(apabila memperoleh bantuan dana).
17. DAFTAR PUSTAKA
Meskipun PTK lebih fleksibel dibanding penelitian lain namun tetap tidak diperkenankan mengabaikan kaidah-kaidah keilmuan.


LAPORAN PTK
Dilihat dari prosesnya tahap penulisan laporan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Perencanaan : dituangkan dalam rancangan atau proposal penelitian.
2. Pelaksanaan : berisi kegiatan pengumpulan dan analisis data
3. Pelaporan : berisi kegiatan pengkomunikasian prosedur dan temuan penelitian.
Fungsi pokok dari penulisan laporan penelitian adalah :
1. sebagai pertanggungjawaban ilmiah.
2. sebagai media informasi ilmiah.
3. sebagai masukan bagi pengambil kebijakan atau orang yang berkepentingan.
4. sebagai media sosialisasi informasi bagi masyarakat luas.
5. sebagai pertanggungjawaban administratif bagi pemberi dana penelitian
Model laporan PTK dapat menggunakan format penelitian sebagaimana biasanya, namun ada hal khusus yang terletak pada hasil penelitian yang berulang-ulang(sesuai jumlah siklusnya). Laporan didasarkan pada proposal penelitian dan berkembang sesuai dengan hasil penelitian dilapangan. Untuk PTK, format laporan dapat berbentuk sebagai berikut.



SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. BAGIAN PEMBUKAAN
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Abstrak (bila diperlukan)
4. Kata pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Lampiran
B. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
1. Setting (lokasi, waktu, mapel, sekolah)
2. Siklus penelitian
a. Rencana tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
b. Pengamatan/Observasi
c. Refleksi/menganalisis dan sintesis
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Diskripsi setting penelitian
2. Hasil penelitian
3. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan.
2. Saran
PENUTUP
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam penerapan PTK antara lain adalah:
o Memiliki kemauan untuk memperbaiki kinerja sendiri.
o Memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritk terhadap kelemahan penampilan.
o Memandang kolaborator bukan sebagai hakim, polisi atau pengawas, tetapi sebagai pendamping guru(team –teaching).
Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi guru dengan harapan :
o Guru terbiasa melakukan perbaikan kerja.
o Guru memiliki konsesi menjadi peneliti.
o Guru bebas mengembangkan sikap inovatif secara kreatif.
o Guru terbiasa membuat alat bantu pembelajaran.


















SISTEMATIKA dan PENJELASAN
JUDUL : Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. Judul ditulis dalam halaman judul yang dilengkapi dengan identitas peneliti (nama dan NIP guru), lembaga/satuan pendidikan tempat guru bekerja, dan bulan dan tahun penulisan PTK.
KATA PENGANTAR
HALAMAN PERSETUJUAN (bila diperlukan, lazimnya diketahui dan ditandatangani oleh pimpinan/kepala sekolah setempat)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK : (Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu spasi dengan jumlah kata kurang lebih 250 kata. Disertai kata kunci)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.)
B. Perumusan Masalah (Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.)
C. Tujuan Penelitian (Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.) Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak
D. Manfaat Penelitian (Menjelaskan manfaat penelitian ini untuk penambahan/pengembangan wawasan, manfaat aplikasi hasil penelitian bagi keberhasilan pembelajaran siswa, bagi guru, sekolah dan mungkin pihak lain yang relevan dengan pemanfaatan hasil penelitian ini)

.
BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka (Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.)
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE
PENELITIAN
(CARA
PENELITIAN
)
A. Setting Penelitian Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar belakang kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran, latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan dan lain sebagainya. Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas yang diteliti seperti IPA atau IPS atau Matematika kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini.
B. Subjek Penelitian (Pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi siswa)
C. Variabel Penelitian (faktor yang diselidiki) Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
D. Teknik pengumpulan data (Data dan Cara Pengambilannya) Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata – mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.
E. Indikator Kinerja (Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.)
F. Analisis Data (Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan juga dijelaskan, misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya)
G. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK) Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti : (1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain–lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur berikutnya. Siklus keempat langkah di atas digambar sebagai berikut :

Pengumpulan data Observasi
Strategi pembelajaran
Menyusun rencana dan skenario
Refleksi
Melakukan tindakan selanjutnya


BAB IV HASIL
PENELITIAN
A. Siklus I
B. Siklus II
C. Siklus III
D. Siklus berikutnya (jika ada)
E. Pembahasan antar siklus
Uraian tiap siklus meliputi: (a) Perencanaan tindakan (Skenario pembelajaran), (b) Pelaksanaan tindakan (deskripsi proses pembelajaran), (c) Pelaksanaan observasi (sajian hasil analisis data), dan (d) Refleksi (kajian terhadap indikator kinerja terhadap hasil dan proses pembelajaran dan analisis kritis hasil tiap siklus). ALUR BERPIKIR DALAM PTK


BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
E. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berikut kami sajikan judul2 contoh PTK yang mudah2an akan bisa menginspirasi judul PTK anda nantinya
CONTOH JUDUL PTK
1. CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INGGRIS
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MEMBACA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL TEKNIK BERCERITA
2.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INDONESIA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBAWAKAN ACARA DALAM AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMPN
3.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PKn
PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR BUDAYA DEMOKRASI
4.

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BIOLOGI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DENGAN PENDEKATAN SALINGTEMAS (SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI
5.

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) FISIKA
PENERAPAN PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN THE 5 E LEARNING CYCLE MODEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA GURU DAN SISWA SERTA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII E SMP Negeri
6.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 6
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) KIMIA
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL, PROBLEM SOLVING DAN STAD PADA MATERI HIDROLISIS GARAM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI TAHUN AJARAN 2007/2008
7.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 7
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATEMATIKA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF SISWA KELAS VII-A UPTD SMP NEGERI
8.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 8
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN SEJARAH ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN TERHADAP AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SISWA KELAS 2 SMP NEGERI
9.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 9
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS GEOGRAFI
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA
10.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 10
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) KIMIA
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DI KELAS VII-F SMP NEGERI
11.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 11
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SEJARAH
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS.2
12.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 12
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS EKONOMI
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MASALAH EKONOMI INTERNASIONAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP SISWA KELAS XII-IS SMA NEGERI SEMESTER I MELALUI PENERAPAN METODE BERVARIASI
13.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 13
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SOSIOLOGI
PENERAPAN PENDEKATAN KOLABORATIF MURDER DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PARA SISWA KELAS XI IPS1 SMAN
14.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 14
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) TAMAN KANAK-KANAK
INTEGRASI OUTDOOR LEARNING DAN INDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DI TK XXXXX
15.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 15
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPA BIOLOGI
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS 3 SMP NEGERI TERHADAP KONSEP KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN
16.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 16
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATEMATIKA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF SISWA KELAS 2 SMP NEGERI
17.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 17
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN SERTA MIM MATI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS 1 PADA SMP NEGERI
18.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 18
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PENDIDIKAN JASMANI (PENJAS)
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM PENGUASAAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG (SCHNEPER) MELALUI METODE DRILL SISWA KELAS X 2 SEMESTER 1 SMA NEGERI
19.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 19
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA JAWA
UPAYA MENINGKATKAN APRESIASI SASTRA JAWA PENGENALAN TOKOH WAYANG DENGAN CARA PERMAINAN DALANG SEBAGAI PANCADAN PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI
20.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 20
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPA
DENGAN MELALUI SIMULASI PERMAINAN DADU YANG UNIK AKAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMP

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 21
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INDONESIA
PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IXE SMP NEGERI 1
21.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 22
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPA FISIKA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP GELOMBANG MEKANIK MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL TGT MENGGUNAKAN FIGJIG PADA KELAS III IPA SMA NEGERI

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 23
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INGGRIS
PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XI IPA1 SMA NEGERI
22.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 24
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) PKn
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PADA SISWA KELAS XI IPA-1 SMA
23.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : 25
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) SENI TARI
IMPLEMENTASI TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR TARI PUSPAWRESTI PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER GANJIL SMP NEGERI

24. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
25. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETENSI
26.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI PENERAPAN HUKUMAN
27.
PROP. PENELITIAN UPAYA MEMINIMALKAN MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BAGI SISWA KELAS IV SD
28.
PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SI SD DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
29.
PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALLUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANAGIRI KAB. KULON PROGO YK
30.
PROP. PENELITIAN PENINGKATAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SD NEGERI PRAWIROTAMAN
31.
PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN
32.
PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002
33.
KARYA TULIS PENDIDIKAN MENYAMBUT KBK
34.
USULAN PENELITIAN PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN FISIKA PADA SEKOLAH SLTP MELALUI OPTIMALISASI KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI IMPLEMENTASI KBK
35.
LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS DI SDN KOKAP PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG
36.
PERKEMBANGAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
37.
LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SEJATI SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN
38.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN BERTANYA SISWA SD DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
39.
PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002
40.
PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
41.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGAKTIFKAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENDEKATAN RANI
42.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN I MADUKARA
43.
PROP. PENELITIAN PERANAN PENGUATAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
44.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE CERAMAH BERVARIASI SISWA KELAS V CAWU I DI SDN 2 KARANGTURI MREBET PURBALINGGA
45. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF
46.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY
47.
LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN PERANAN MEDIA DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
48. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENUMBUHKAN BAKAT DAN KREATIVITAS SISWAKELAS IV SDN WANADADI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
49.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LABORATORY
50.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT
51.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF
52.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONSESIA SD DENGAN MENGEFEKTIFKAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI
53.
USULAN PENELITIAN TINDAK KELAS PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN. MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOPOLIO DI KELAS 11 – a SLTPN 12 BANDUNG
54.
PRPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
55.
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALU PENDEKATAN INKUIRI
56.
PROPOSAL PENELITIAN UPAYA MENINGKATAKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
57. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI
58.
PROPOSAL UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES
59.
PROPOSAL PENELITIAN TINDAK KELAS UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING DI SD UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK
60. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA
61.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN (BERBICARA) MELALUI METODE SOSIODRAMA
62.
PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA MELALUI PENGINTEGRASIAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
63.
PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002
64.
PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR
65.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV
66. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SDN I BANDINGAN
67. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY
68. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANIGIRI KAB. KULON PROGO YK
69. PROP. PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUJOKUSUMAN III YK
70. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA MELALUI OPTIMALISASI PERPADUAN HANDS-ON DAN MINDS-ON MENGGUNAKAN KIT IPA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN GUMIWANG
71. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA KELAS III MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DI SDN KARANGKOBAR I
72. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN (STM) SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT
73. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETISI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD
74. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH
75. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN METODE INKUIRI DAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD
76. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI KELAS IV SDN I BABADAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOSTRUKTIVISME
77. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002
78. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPNGARUHI MINAT SISWA KELAS I SMK PIRI I YK DALAM PEMILIHAN PROGRAM
79. PERANAN MOTIVASI GURU DALAM PENGGUNAAN ALAT OLAHRAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI SD
80. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002
81. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002
82. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF
83. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN TERPADU SISWA KELAS II-B SDN WONOLELO I TH 2003/
84. PROP. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SANGKARAYU MBREBET PURBALINGGA
85. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISPLINAN
86. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PPKN DENGAN KBK PADA SISWA KELAS IV SDN JATI II KEC. SAWANGAN KAB. MAGELANG TH 2003/
87. PROP. UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4
88. PROP. KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS
89. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR
90. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN (ALAT PERAGA
91. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SDN KUTAYASA I DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DISKOVERI-INKUIRI
92. PROP. PENELITIAN UPAYA KEAKTIFAN SISWA BELAJAR IPA KELAS IV SD PESANGKALAN II MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
93. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PENGAJARAN DI SD GONDANGSARI IV KELAS
94. PROP. PENELITIAN MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
95. LAPORAN HASIL OBSERVASI PENATAAN KELAS DI TK ABA GODONGKUNING
96. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUCANG 02 BANJARNEGARAMELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI
97. PEMBELAJARAN BAHASA TERPADAU DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBSA SISWA SD DI KELAS 2 SDN WANOLELO I SAWANGAN MAGELANG
98. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN BONGKOT
99. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
100. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM
101. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBERIAN
102. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS PADA ANAK SD MELALUI METODE PEMBERIAN
103. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS LANJUT MELALUI MEDIA GAMBAR
104. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PKPS DI KELAS V SDN
105. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KEDUNG POMAHAN DESA KEDUNG POMAHAN KEC. KEMIRI KAB.
106. UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP PELAJARAN PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT
107. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM TEACHING
108. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KENAKALAN ANAK YANG MENCARI PERHATIAN DI KELAS II SDN NGUPASAN PURWOREJO DENGAN BIMBINGAN MORAL
109. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KRAKITAN III KEC. BAYAT KAB.
110. MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PRAPEMBELAJARAN
111. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DI SD PLIPIR PURWOREJO
112. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
113. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN JATIMULYO KEBUMEN
114. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
115. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA LISAN SISWA KELAS V SD MI MAARIF AMBARKETAWANG MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TH PELAJARAN 2004/
116. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI CARA REPETITIF ATAU PENGULANGAN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA – 03/04
98. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEBERWACANAAN MELALUI EFEKTIVITAS SASTRA SISWA KELAS III SD
117. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS II SDN I
118. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS VI DENGAN SISTEM CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA
119. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS SISWA DI KELAS V SD MELALUI PEMBELAJARAN HOLISTIK
120. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN PENGUATAN DI SDN I
121. PROP. PENELITIAN UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SDN BAPANGSARI PURWOREJO
122. Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007
123.
Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
124.
Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
125.
Penerapan Pengajaran Konseptual Interaktif dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X3 SMA Negeri 3 Singaraja
126.
Implementasi Strategi 5E dengan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja
127.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Diklat Menyiapkan, Menyajikan Minuman Non-Alkohol Siswa II A1 SMKN 2 Singaraja
128.
Pemberdayaan Prior Experience dalam Pembelajaran Modul Praktikum dengan Model Experential Learning sebagai upaya Meningkatkan Kompetensi Sains Siswa SMPN 2 Singaraja
129.
Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penilaian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Singaraja
130.
Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri Bermedia Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab. IKIP Singaraja
131.
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja
132.
Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
133.
Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP
134.
Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
135.
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007
136.
Peningkatan Penguasaan EYD Karangan Narasi dengan Teknik Koreksi Teman Sebaya Siswa Kelas VI SD Anjasmoro 02 Semarang
137.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika dengan Metode Presentasi Siswa Kelas Imersi SMP 1 Magelang Tahun Pembelajaran 2006/2007
138.
Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar Pelajaran PKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Karanggedang Tahun Pelajaran 2006/2007
139.
Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B SMP Negeri 2 Demak Tahun 2006
140.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB
141.
Peningkatan Daya Berpikir Kritis Siswa terhadap Kondisi Lingkungannya melalui Penggunaan Peta Konsep pada Pembelajaran Sosiologi Kelas VII SMPN 1 Aikmel
142.
Strategi Manajemen Saluran Penanganan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab pada Siswa SMPN 1 Selong
143.
Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Negeri Selong
144.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension Siswa Kelas X2 SMA PGRI 1 Lubuk Linggau dengan Menggunakan Pendekatan Genre-Based Approach
145.
Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi dalam Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau
146.
Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Unsur Instrinsik Dongeng Melalui Teknik Bercerita Siswa Kelas 5 SD Negeri 4 Lubuk Linggau
147.
Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Lubuk Linggau Melalui Pengintegrasian Metode Clustering dan Journalist\'s Questions
148.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA/Sains Siswa Kelas IV dengan Pendekatan Kontekstual pada Sekolah Dasar Negeri 6 Matangglumpangdua Kecamatan Peusangan
149.
Upaya Menuntaskan Indikator Pembelajaran Siswa dengan Model Direct Instruction Konsep Tata Surya Mata Pelajaran IPA - Fisika (Studi pada Siswa Kelas I-1 SMPN 12 Langsa)
150.
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik di Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu
151.
Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Metode Investigasi Kelompok
152.
Pengkombinasian Problem Possing dan Cooperative Learning untuk Pengajaran Matematika di Kelas Unggul pada SMP Rintisan Sekolah Standar Nasional
153.
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I-B SMPN 5 Kendari Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Paire-Share
154.
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA SMA Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri
155.
Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi di Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari
156.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Tongkat Estafet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Makanan (Kaji Tindak di Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kendari)
157.
Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik
158.
Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kendari
159.
Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa XI Ilmu Alam SMA Negeri 5 Kendari
160.
Efektivitas Model Pembelajaran Rogers dalam Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma di Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari
161.
Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
162.
Upaya Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Raklin dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri No. 9 Mandonga
163.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari
164.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mempelajari Naratif Teks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
165.
Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan
166.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community dengan Teknik Permainan Komunikatif
167.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMP 1 Jember melalui Cerita
168.
Pembelajaran Sain Berbasis Proyek (Project Based Learning) untuk Meningkatkan Academic Skill Siswa MI Miftahul Ulum Serut 02 Jember
169.
Penerapan Metode Pembelajaran Konsultatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember
170.
49. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika pada Materi Aritmetika Sosial Menggunakan Pendekatan Kontekstual
171.
Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember tentang Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)
172.
Penerapan Strategi Belajar dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Keaktipan Belajar Siswa Prestasi Hasil Belajar pada Siswa Kelas III di SMA Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2005 – 2006
173.
Peningkatan Image Anak tentang Tempat-Tempat Jauh (Hubungannya dengan Kehidupan Manusia dan Lingkungan) melalui Media Gambar dan Group Discussion di SDN Kranjingan 3 Sumbersari-Jember
174.
Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep Biologi Melalui Strategi M2E (Mapping, Matrix, & Elaboration) pada Siswa Kelas 1 SMP Negeri 5 Banjarmasin
175.
Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin pada Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif
176.
Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif dan Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif
177.
Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Mengatasi Permasalahan dalam Pembelajaran Kimia Akibat Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin
178.
Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin
179.
Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif dalam Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa Kelas IIIB SMPN 21 Banjarmasin
180.
Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I SMA Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan Lingkungan
181.
Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI dengan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan
182.
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN 5 Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
183.
Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Memanfaatkan Aneka Sumber Belajar di SMPN I Pugung Kabupaten Tanggamus
184.
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 SMA YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
185.
Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan
186.
Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Tanggungjawab Siswa dalam Proses Pembelajaran PKn Melalui Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Jigsaw di SMP Negeri 2 Mataram Kelas VIII
187.
Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melalui Permainan (Studi di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)
188.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Sains di Kelas VII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2005/2006
189.
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe Pendekatan Struktural Think-Pair-Share) Siswa SMA Negeri I Metro Tahun Pelajaran 2006/2007
190.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok pada Siswa Kelas X SMAN 3 Metro Lampung
191.
Pembelajaran di Luar Kelas dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Bersama untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Lingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro
192.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Kelas VII di SMP Negeri 3 Metro Tahun 2005
193.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengintegrasikan Nilai-Nilai Imtaq dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007
194.
Model Penemuan dan Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Realistik pada Pembelajaran Matematika di SD Pertiwi Teladan Metro Tahun Pelajaran 2005/2006
195.
Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
196.
Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTP Muhammadiyah 5 Surabaya
197.
Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang
77. Peningkatan Peran Aktif dan Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah Sumbang melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode Discovery
198.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Menggunakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
199.
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada Pelajaran Sejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Purwokerto
200.
Upaya Mengembangkan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokal melalui Model Inkuiri pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purwokerto Tahun Ajaran 2006 – 2007
201.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Game Tournaments) untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika (Studi di SMP Negeri 4 Purwokerto)
202. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Peningkatan Motivasi dan Partisipasi Siswa serta Kualitas Hasil Belajar di SMA Negeri II Samarinda
203.
Penerapan Metode Permainan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Jatinegara 05 Pagi Cakung Jakarta Timur
204.
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik Matematik di SDN Mekarsari 06 Tambun – Bekasi
205.
Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan hasil Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa
206.
Penerapan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah yang Diintervensi dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia di SMU
207.
Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA di SDN 62 Pare-Pare
208.
Pembelajaran Bangun Ruang Secara Konstruktivis dengan Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SD Negeri 10 Watampone
209.
Peningkatan Mutu Proses dan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas II SMA Negeri 21 Makassar
210.
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi melalui Pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 24 Makassar
211.
Model Pembelajaran Seni Rupa di SMU Negeri 2 Malang dengan Penggunaan Desain Media Reproduksi Grafika untuk Mengembangkan Kreativitas Anak
212.
Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan Belajar Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang
213.
Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV di SDI Sabilillah Malang
214.
Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui Pendekatan Proses Membaca dalam Membaca Cerita di Kelas 3 SD Negeri Bendogerit Kota Blitar
215.
Penerapan kegiatan Hands on Activity dan Modified Discovery-Inquiry pada Mata Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang
216.
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Malang
217.
Pembelajaran Kontekstual dengan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir, Hasil dan Motivasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang
218.
Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB Malang
219.
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Strategi Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang
220.
Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melalui Pemanfaatan Pertanyaan \"Bagaimana Jika …\" pada Siswa Kelas X MAN Malang I
221.
Peningkatan Pemahaman Geografi dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Kelas X SMA Negeri I Batu
222.
Penerapan Metode SQ3R sebagai Upaya untuk Meningkatkan Tingkat Kemampuan Penguasaan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27
223.
Implementasi Konseling Perkembangan dalam Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
224.
Upaya Peningaktan Keaktifan Belajar Siswa melalui Metode Demonstrasi dan Latihan pada Pembelajaran Teknik Tailoring Kelas II A Semester 3 SMKN 6 Padang
225.
Upaya Meningkatkan Penalaran Fisika Siswa melalui Penekanan Konsep Esensial dan Peta Konsep di Kelas 2 SMP 7 Padang
226.
Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa melalui Model Mengajar Perubahan Konseptual pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP Pembangunan KORPRI UNP
227.
Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Kemampuan Menjelaskan Konsep dan Prinsip Fisika di Kelas 1 SMA 3 Padang
228.
Upaya Menciptakan Suasana Belajar Menyenangkan melalui Optimalisasi Jeda Strategis dengan Karikatur Humor pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Negei 7 Padang
229.
Usaha Peningkatan Efektifitas Belajar Mengajar melalui Pendekatan Penyajian Garis Gerak Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA
230.
Pemaksimalan Kompetensi Siswa Kelas X SMA 3 Semarang dengan Pendekatan Penerapan Penelitian dalam Pembelajaran Kimia
231.
Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX SMP 25 Semarang dalam Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL
232.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Kimia sesuai KBK 2004 di Kelas X SMA Negeri 5 Semarang dengan Model Pembelajaran Kooperatif STAD
233.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi FPB dan KPK dengan Mendayagunakan Alat Peraga dan Serangkaian Pertanyaan Kognitif di SD Sekaran 01 Semarang
234.
Optimalisasi Pontensi Unggulan Lokal dalam Pembelajaran Aritmetika Sosial pada Siswa Kelas VII SMPN 9 Semarang, sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
235.
Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Kerja Ilmiah pada Pembelajaran PA-Biologi di SMP Negeri 40 Semarang
236.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semarang
237.
Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep sebagai Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada Siswa Kelas I SMP Negeri 9 Semarang
238.
Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga untuk Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Siswa Kelas 3 SD Sampangan 04 Semarang
239.
Upaya Menumbuhkan Semangat Siswa Mencapai Standar Kompetensi dengan Model Pembelajaran Heroik dan Turnamen Matematika SMA
240.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Sastra pada Mata Pelajaran Bahasa Daerah di Kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui Penerapan Asesmen Autentik
241.
Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum
242.
Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Anak Autis melalui Implementasi Pendekatan Individualized Education Program (IEP) di SDN Inklusif Klampis Ngasem 1-246 Surabaya
243.
Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kontekstual Model Berkemah dan Media Pembelajaran Lingkungan di SD
244.
Penerapan Model Pembelajaran Inquiri dalam rangka Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa dan Keterampilan Siswa dalam Penemuan Konsep secara Mandiri di SMPN 21 Surabaya
245.
Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang
246.
Penerapan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam rangka Peningkatan Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kertajaya XIII Surabaya
247.
Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 3 Porong
248.
Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yang Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method
249.
Penerapan Pola Pembelajaran Edutainment untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI IPS SMA Negeri 9 Surabaya
250.
Penggunaan Buku Bergambar untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara 2 Surabaya
251.
Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Peningkatan Keterampilan Scientifik dalam Mata Pelajaran Fisika di SMUN 1 Depok Slemant Yogyakarta
252.
Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas V dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Cooperative Learning
253.
Perbaikan Teknik Menyanyikan Nada-nada Melodi melalui Teknologi MIDI di SD Negeri Kalasan I – Yogyakarta
254.
Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 1 SMK Negeri 1 Palangkaraya dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pemberiaan Feedback dan Reinforcement
255.
Peningkatan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses dan Media Gambar di Kelas II SDN Menteng 6 Palangkaraya
256.
Penerapan Pembelajaran Perspektif Pemodelan Matematika Bermediasi RME untuk Penalaran dan Penguasaan Konsep Statistika bagi Siswa Kelas II SMUN 3 Palangkaraya
257.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Melatih Keterampilan Berpikir dalam Proses Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah di SMA Negeri-1 Palangkaraya
258.
Model Reader Respons untuk Meningkatkan Minat dan Keberanian Siswa Mengemukakan Tanggapan dalam Pembelajaran Sastra Sunda di SMA Pasundan 2 Bandung
259.
Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis dengan Model Menulis Proses dan Penilaian Portofolio di Sekolah Dasar Kabupaten Sumedang
260.
Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Menulis Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode VAKT di SD Permata Hijau Rancaekek Kab. Bandung
261.
Pelaksanaan Pembelajaran Kimia yang Berorientasi pada Struktur dalam rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMA PGRI Cililin Kab. Bandung
262.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Gejala-Gejala Alam dengan Menggunakan Media Pembelajaran Mock Up di Sekolah Dasar Negeri Embong 2 Bandung
263.
Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains di SDN Puncakmulya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
264.
Dramatisasi Cerita Bergambar untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra di Sekolah Dasar
265.
Pemberdayaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru
266.
Peningkatan Partisipasi Siswa dengan Model Inkuiri Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Kewarganegaraan Kelas XI SMA Negeri 1 Jetis, Bantul Yogyakarta
267.
Pemakaian bahasa Komunikatif untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Matematika pda Siswa Kelas 5 SD Negeri 15 Surakarta
268.
Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities) dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar.
269.
Penggunaan Software SIG Khusus dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif untuk Mempermudah Penguasaan Kompetensi SIG pada Pembelajaran Geografi di SMAN I Surakarta
270.
Peningkatan Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial dengan Teknik Jigsaw di SMP Negeri 17 Palembang
271.
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia di SMA Srijaya Negara melalui Penerapan Cooperative Learning dan Authentic Assessment
272.
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas II SMP Negeri 52 Palembang melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Jigsaw
273.
Peningkatan Pemerolehan Bahasa Indonesia Ragam Tulis Siswa Madrasah Ibtidiyah Aliyah II Palembang melalui Strategi Kooperatif Integrasi Membaca dan Menulis
274.
Penerapan Strategi Suggestopedia dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Negeri 1 Palembang
275.
Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Tell Me What You See I pada Siswa Kelas V SD Negeri 210 Palembang
276.
Peningkatan Pemahaman Guru tentang Pembelajaran Matematika dalam Bahasa Inggris melalui Supervisi Klinis di Kelas VII Koalisi SMP Negeri 1 Palembang
277.
Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Metode Improve untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Aktifitas Belajar Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah (SMA) Negeri I Balaraja Kabupaten Tangerang – Banten
278.
Penggunaan Alat Peraga Matematika dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Serang
279.
Pemanfaatan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaran untuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Konsep Mekanika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Palu
280.
Penerapan Teori Bruner untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar
281.
Penerapan Pendekatan Open-Ended dan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) pada Sub Pokok Bahasan Operasi Pecahan di Kelas VII SLTP Negeri 1 Palu
282.
Pendekatan Salingtemas dikombinasikan Pemakaian Multimedia dalam Pembelajaran Kimia kelas X untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Palu
283.
Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu
284.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia di Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Palu Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Mengoptimalkan Kegiatan Pembelajaran di Laboratorium.
285.
Penerapan Pendekatan Struktur Konsep untuk Peningkatan Pemahaman dan Penerapan Konsep Fisika dalam Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP Negeri 19 Palu
286.
Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Fisika Melalui Optimasi Rubrik Performance Assessment
287.
Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 2 Dolo)
288.
Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul di Kelas XI SMU Negeri 1 Palu
289.
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer Program Interactive Atlas 2002 untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Region Siswa Kelas IX SMPN 4 Sindue
290.
Meningkatkan Kualitas Hasil dan Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


info seputar pendidikan http://infopendidikankita.blogspot.com

1 comment:

tedi ramdani said...

wah tulisannya bgs juga, bisa tukeran info donk! http://www.healthmysoul.com